Saturday, January 31, 2015

Tanda-tanda Cinta Kepada Allah SWT





Banyak orang mengaku mencintai Allah SWT, namun kebanyakan pengakuan tersebut hanya sebatas ucapan. Tindakan yang dilakukan belum sepenuhnya sesuai dengan syariat Islam, malah terkadang masih melakukan perbuatan maksiat. Orang yang benar-benar mencintai Allah SWT senantiasa akan mengerjakan amal shaleh dan menjauhi larangan-Nya. Seperti pasangan suami istri, apabila mengaku mencintai akan menjaga hubungan sebaik mungkin dan menghindari kesalahan. Apalagi mencintai Allah sudah seharusnya melebihi hubungan mencintai sesama manusia.
Orang yang benar-benar mencintai Allah SWT memiliki beberapa tanda, diantaranya sebagai berikut:
1.    Banyak mengingat Allah SWT
Orang yang banyak mengingat Allah SWT senantiasa akan berperilaku baik. Dengan sering mengingat Allah SWT, orang yang akan berniat melakukan perbuatan maksiat akan segera mengurungkan niatnya. Rasa takut akan timbul apabila selalu mengingat Allah SWT. Salah satu cara mengingat Allah SWT bisa dengan berdzikir atau berdoa.
2.    Rindu bertemu Allah SWT
Seperti sepasang kekasih  manusia yang saling mencintai pasti akan saling merindukan apabila tidak berjumpa. Begitu juga dengan orang yang benar-benar mencintai Allah SWT akan merindukan untuk bertemu. Cara untuk bertemu dengan Allah SWT bukan dengan segera meninggal, tetapi melalui ibadah yang dikerjakan. Orang yang mencintai Allah akan merindukan waktu-waktu beribadah dan mengerjakan dengan senang hati. Rasa sedih akan timbul apabila waktu beribadah dirasakan kurang.
3.    Mengikuti tuntunan Nabi
Rasulullah SAW adalah Nabi terakhir yang ditugaskan untuk memberi “bimbingan” kepada umat Islam. Sudah sepantasnya apabila kita mencintai Allah SWT akan menjalankan perintah dalam Al-Qur’an dan menjauhi segala larangan, serta  berpegang teguh terhadap sunnah Rasulullah SAW. Kehidupan Rasulullah adalah contoh kehidupan sebaik-baiknya manusia agar bisa termasuk dalam umat yang selamat di dunia dan akhirat.
Allah SWT berfirman:
Katakanlah (wahai Muhammad): ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosam’. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah: ‘Taatilah Allah dan Rasul-Nya, jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir”’. (QS. Ali ‘Imran: 31-32).
4.    Senang ketika seorang diri
Orang yang benar-benar mencintai Allah akan senang waktu dirinya seorang diri. Ketika seorang diri, dirinya akan khusu’ beribadah kepada Allah SWT, serta kesendiriannya akan digunakan untuk mengingat kebesaran Allah SWT.
Allah SWT berfirman kepada Nabi Daud AS:
Wahai Daud, sesungguhnya, Aku memiliki hamba-hamba yang Aku cintai, dan mereka pun cinta kepada-Ku. Aku merindukan mereka, serta mereka pun rindu kepada-Ku.



Friday, January 23, 2015

Tujuh Kejadian di Hari Kiamat


Hari akhir pasti akan terjadi, hal ini sesuai yang kita ketahui bahwa setiap awal pasti ada akhir. Begitu juga dengan alam ini, dengan adanya penciptaan maka akan ada penghancuran. Kejadian ini juga disebut manusia sebagai hari kiamat. Ditiupnya sangsakala adalah tanda awal berbagai peristiwa yang terjadi di hari kiamat.
Kiamat dapat dibedakan menjadi dua, yakni kiamat kecil dan kiamat besar. Kiamat kecil ditandai dengan beberapa bencana yang terjadi, seperti gunung meletus, gempa bumi, tanah longsor dan bencana lainnya. Sedangkan kiamat besar merupakan hancurnya seluruh alam semesta.
Beberapa agama juga mengakui adanya hari akhir dan pasti terjadi. Bahkan umat manusia di negara tertentu sudah menyiapkan hari kiamat ini dengan menciptakan teknologi yang memungkinkan untuk berpindah ke planet yang lain. Perlu diketahui bahwa hari kiamat bukan terjadi di bumi saja, tetapi meliputi seluruh alam raya ini.
Berikut adalah beberapa kejadian yang terjadi di hari kiamat:
1)    Bumi digenggam dan langit digulung
Allah SWT berfirman:
“Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. Az Zumar: 67).
Pada ayat ini menggambarkan betapa besar peristiwa yang terjadi dihari kiamat. Kebesaran dan kekuasaan Allah atas terjadinya hari kiamat, dimana seseorang tidak akan mendapatkan perlidungan kecuali dari-Nya.
2)    Bumi dibenturkan
Allah SWT berfirman:
“Maka apabila sangsakala ditiup sekali tiup, dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur.” (QS. Al Haqqah: 13-14).
Saat sangsakala ditiup, maka bumi akan dibenturkan beserta gunung-gunung. Sungguh merupakan peristiwa yang besar diluar kemampuan manusia. Bandingkan dengan gempa bumi yang pernah terjadi, dampaknya akan menimbulkan banyak kerusakan dan korban jiwa. Bahkan gempa bumi yang terjadi juga mengakibatkan gelombang tsunami, padahal peristiwa ini masih dalam kiamat kecil. Bagaimana dengan kiamat besar ketika bumi dan gunung-gunung dibenturkan.
3)    Gunung dijadikan datar
Allah SWT berfirman:
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah: ‘Tuhanku akan menghancurkannya (dihari kiamat) sehancur-hancurnya, maka Dia akan menjadikan (bekas) gunung-gunung itu datar sama sekali, tidak ada sedikitpun kamu liat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi-tinggi.’” (QS. Thaahaa: 105-107).
Bumi terdiri dari dataran rendah dan dataran tinggi. Dataran tinggi terdiri dari pegunungan dan puncak-puncak gunung yang tinggi. Untuk mencapai puncak tertinggi, manusia memerlukan pendakian yang lama. Saat gunung meletus yang merupakan tanda kiamat kecil, mampu memberikan dampak yang besar terhadap kehidupan makhluk hidup, terutama bagi manusia. Bagaimana ketika gunung yang menjulang tinggi oleh kehendak Allah dijadikan datar, sudah pasti kekacauan terjadi diatas permukaan bumi.
4)    Meluapnya air laut
Allah SWT berfirman:
“dan apabila lautan dijadikan meluap.” (QS. Al Infithaar: 2).
Banjir air rob yang melanda daerah pesisir mengakibatkan terganggunya aktifitas manusia. Beberapa orang juga memilih untuk mengungsi. Bencana tsunami yang pernah terjadi dibeberapa negara menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit. Masih teringat jelas tsunami yang melanda Aceh dan Jepang beberapa tahun yang lalu. Kerusakan yang terjadi karena tsunami sangat luar biasa.
Allah SWT berfirman:
“dan apabila lautan dipanaskan.” (QS. At Takwiir: 6).
Saat ini es di kutub juga terus mencair, meluapnya air laut tinggal menunggu waktu saja. Bayangkan apabila peristiwa meluapnya air laut secara bersamaan diseluruh muka bumi.
5)    Langit dibelah dan dilenyapkan
Allah SWT berfirman:
“Apabila langit terbelah.” (QS Al Infithaar: 1).
 “Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat, dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi lemah.” (QS. Al Haaqqah: 15-16).
“dan apabila langit dilenyapkan.” (QS. At Takwiir: 11).
Bagaimana peristiwa terbelahnya langit, saat ini hanyalah Allah yang tahu. Langit yang diketahui manusia umum adalah sebatas langit yang mampu dlihat oleh mata, padahal penglihatan manusia terbatas. Dengan bantuan teknologi, manusia mampu melihat langit lebih luas, bahkan jauh lebih besar dari pada bumi yang kita tempati.
6)    Matahari digulung dan bulan menjadi gelap
Allah SWT berfirman:
“apabila matahari digulung.” (QS. At Takwiir: 1).
Peristiwa akan terjadinya badai matahari sempat membuat heboh umat manusia. Ditakutkan badai matahari akan mengakibatkan beberapa kerusakan. Bagaimana bila matahari yang amat jauh dan saat ini panasnya terasa sampai dibumi, secara tiba-tiba matahari digulung oleh Allah. Akan banyak kehidupan yang bergantung terhadap matahari menjadi mati. Rasa hangat yang berasal dari matahari juga akan lenyap.
Allah SWT berfirman:
“dan apabila bulan telah hilang cahayanya, dan matahari dan bulan dikumpulkan.” (QS. Al Qiyaamah: 8-9).
Selama ini bulan bersinar diwaktu malam hari karena pantulan cahaya yang berasal dari matahari. Ketika matahari digulung dihari kiamat, bulan akan kehilangan cahayanya yang berasal dari pantulan matahari. Ketika peristiwa ini terjadi, manusia akan kebingungan mencari tempat perlindungan. Saat terjadi gerhana bulan, sering berdampak terhadap air laut. Apa yang terjadi kalau matahari dan bulan dikumpulkan, melihat gerhana bulan saja mampu mempengaruhi lautan di bumi.
7)    Bintang berjatuhan
Allah SWT berfirman:
“dan apabila bintang-bintang berjatuhan.” (QS. At Takwiir: 2).
Benda-benda langit seperti komet yang jatuh ke bumi sering menjadi awal ilmu pengetahuan baru untuk diteliti. Pengetahuan manusia akan meningkat dengan adanya benda-benda asing yang diteliti dapat mengetahui kondisi alam semesta secara luas.
“dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan.” (QS. Al Infithaar: 2)

Beberapa tahun yang lalu, umat manusia ditakutkan oleh asteroid yang mendekat ke bumi. Apabila astreoid yang mendekat dan jatuh ke bumi akan mengakibatkan bencana yang besar. Apa yang terjadi kalau komet, asteroid ataupun benda langit lainnya secara bersamaan jatuh ke bumi

Thursday, January 22, 2015

Serupa Tapi Tak Sama (2)





1.    Constity dan Country


2.    Rindang dan Djarum Super


3.    Rindang dan Lindang

Tuesday, January 20, 2015

Empat Gejala Kecelakaan yang Menimpa Manusia


Manusia akan segera mendapati kecelakaan apabila melakukan perbuatan yang tidak tepat. Sebagai mana sabda Rasulullah Saw yang menyatakan bahwa gejala kecelakaan pada diri manusia ada empat macam, diantaranya sebagai berikut:
a.      Melupakan dosa-dosa yang sudah diperbuat
Kita sering dianjurkan untuk selalu ber-istighfar, hal ini dilakukan untuk mengurangi dosa-dosa yang sudah dikerjakan. Manusia sering lupa dengan dosa yang sudah dikerjakan dan beranggapan bahwa umur masih panjang. Dengan umur yang dianggap masih panjang akan membuat seseorang menunda taubat dan tetap mengerjakan kemaksiatan.
b.     Mengingat kebaikan yang telah dilakukan
Kebaikan yang pernah dilakukan sering kita mengingatnya, padahal kebaikan yang sudah dilakukan belum tentu diterima oleh Allah. Kebaikan yang tidak disertai rasa ikhlas dan hanya mengharapkan pujian dari orang lain hanya menjadi tindakan yang sia-sia. Dengan mengungkit kebaikan yang pernah dilakukan, bisa jadi mengurangi keikhlasan kebaikan tersebut.
c.      Menghormati orang karena martabat duniawi
Dimasa sekarang banyak orang menghormati orang lain karena matabat duniawai yang berupa harta dan jabatan. Tidak jarang orang bertekuk lutut takut karena jabatan, seseorang karyawan akan begitu ketakukan ketika pemimpinya memberikan kritikan. Padahal dimata Allah Swt, seseorang dinilai karena derajat keimanannya buka jabatan dan harta yang dimiliki di dunia.
d.     Melecehkan orang lain karena martabat agama
Ahli ibadah sering menganggap dirinya paling benar, tidak mau menampung masukan dari orang lain. Sebagai ahli ibadah, mereka beranggapan bahwa merekalah yang mengetahui segala sesuatu tentang agama. Padahal belum tentu apa yang diyakininya meliputi kebenaran. Sering diskusi dan terus menuntut ilmu adalah cara agar diri kita terhindar ketidakbenaran.


Sunday, January 18, 2015

Penyebab dan Pencegahan Infeksi


Penyebab Infeksi:
a.    Luka terbuka dan kotor
b.    Terdapat benda asing atau jaringan yang sudah mati didalam luka
c.    Penurunan daya tahan tubuh
d.    Kekurangan asupan gizi
e.    Kurang gerak

Gejala Infeksi:
a.    Terjadi bengkak disekitar luka
b.    Meningkatnya suhu badan atau terasa panans disekitar luka
c.    Perubahan warna disekitar luka menjadi kemerahan
d.    Terasa nyeri disekitar atau dibagian luka
e.    Keluarnya cairan nanah
f.     Timbulnya bau kurang sedap

 Pencegahan Infeksi:
a.  Menjaga kebersihan tempat tinggal
b.  Minum obat secara teratur
c.   Menjaga kebersihan luka
d.  Menjaga luka tetap kering

e.  Tidak memegang bagian yang luka

Thursday, January 15, 2015

Menghindari Ghibah


Komunikasi adalah salah satu sarana yang dilakukan oleh manusia karena merasa tidak bisa hidup sendiri. Komunikasi yang dilakukan bisa dengan cara berbicara. Isi dari pembicaraan bisa bermacam-macam, mulai agama, politik, kehidupan sehari-hari maupun permasalahan.
Pembicaraan tidak hanya dilakukan disaat senggang, pada waktu sibukpun biasanya sebagian orang tetap mengobrol sebagai pelepas penat. Dapat dilakukan di kantor, warung, tempat makan, tempat nongkrong, pos ronda, kendaraan bahkan sampai di tempat ibadah.
Pembicaraan yang dilakukan akan menarik apabila berisi topik terkini atau berita yang sedang heboh, baik kejadian fenomenal maupun kejadian yang menimpa seseorang. Hal yang diperbincangkan bisa berisi kabar baik, buruk maupun ilmu dan informasi yang bermanfaat.
Ketika yang dibicarakan berisi kebaikan akan memberi manfaat bagi pendengarnya. Sebaliknya, ketika yang dibicarakan berisi keburukan akan memberi dampak kurang baik juga bagi pendengarnya.
Saat ini di televisi banyak bermunculan program acara berita selebriti. Bahkan ada beberapa acara yang menggunakan label gosip. Padahal menggosip sendiri adalah tindakan buruk. Menggosip sudah menjadi hal yang biasa, menceritakan aib orang lain tanpa beban. Aib orang lain menjadi daya tarik bagi beberapa kalangan.
Ghibah atau gosip amat dilarang dalam Islam. Pernah suatu ketika sahabat Nabi bertanya “Apakah ghibah itu?”. Rasulullah Saw menjawab “Ghibah adalah memberitahukan kejelekan orang lain.” Lantas sahabat tersebut bertanya kembali “Kalau keadaannya memang benar?”. Kemudian Rasulullah menjawab dengan tegas “jika benar itu ghibah, jika tidak benar itulah dusta!”.
Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesugguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Hujuraat: 12).
Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah ra: “ketika kami bersama Rasulullah Saw. Tiba-tiba tercium bau busuk yang menyengat seperti bau bangkai.”, maka Rasulullah bersabda: “tahukah kalian, bau apakah ini? Inilah bau dari orang-orang yang mengghibah orang lain.” (HR. Ahmad).
Agar selamat dari bahaya ghibah tentu kita harus menghindarinya, berikut adalah cara menghindari ghibah:
a.    Berfikir sebelum berbicara
Ketika berbicara alangkah lebih baik memfikirkan dahulu perkataan yang akan diucapkan. Karena dengan memfikirkan manfaat dari kata-kata yang kita ucapkan lebih utama, daripada mengucapkan kata-kata yang menimbulkan pertentangan atau pemahaman negatif bagi pendengarnya.
b.    Berbicara dengan berdizikir
Berdzikir adalah mengingat Allah Swt., dengan selalu mengingat Sang Pencipta maka seseorang akan takut apabila berkata yang tidak baik maupun menggunjing orang lain. Ketika akan menggunjing dirinya ingat dengan balasan yang akan diberikan Allah Swt.
c.    Mencari teman yang baik
Lingkungan pergaulan akan membentuk karakter individu. Kehati-hatian dalam memilih teman sangat penting dilakukan. Apabila teman pergaulan kita sudah terbiasa menggunjing, lama kelamaan diri kita akan terbawa arus. Tindakan ghibah dilakukan tanpa beban ketika kita salah memilih teman.
d.    Percaya diri
Rasa percaya diri membuat seseorang tidak akan mengikuti arus yang tidak baik. Orang yang tidak percaya diri cenderung mengikuti orang lain tanpa peduli apa yang diikuti merupakan tindakan yang tidak baik. Biasanya mereka yang mengikuti tindakan yang tidak baik karena butuh pengakuan yang timbul dari kurangnya rasa percaya diri.
e.    Membuang penyakit hati
Ghibah bisa timbul karena penyakit hati yang meliputi iri, dengki, marah dan dendam. Penyakit hati yang menjakiti akan mendorong seseorang untuk melakukan tindakan ghibah.
f.     Memposisikan diri
Ketika orang lain membicarakan kejelekan seseorang, maka posisikan diri kita sebagai korban ghibah. Dengan memposisikan diri kita sebagai bahan obrolan orang lain atas kejelekan diri kita, maka diri kita akan berfikir kembali ketika akan berbuat tidak baik serta tidak akan melakukan ghibah.

            Rasulullah Saw bersabda:

“Siapa yang percaya kepada Allah dan hari kemudian, hendaknya berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Apabila seorang muslim yang taat kepada Allah tidak bisa berkata baik, maka alangkah baiknya bagi dirinya untuk diam. Karena setiap ucapan yang keluar dari mulut seseorang akan dimintai pertanggung jawaban di hari pembalasan. Dengan menjaga lisan diharapkan kita selamat dari siksa Allah Swt.
Aamiin


Saturday, January 10, 2015

Orang yang terbebas dari Azab Kubur


Pepatah mengatakan “ada permulaan, akan ada akhir”.Begitu juga dengan makhluk hidup, semua yang bernyawa sudah pasti akan mati tak terkecuali manusia. Manusia yang meninggal akan diperlakukan dengan berbagai cara sesuai keyakinan yang diyakini.
Umat muslim yang meninggal akan dikuburkan dengan cara Islam. Sedangkan manusia yang masih hidup berkewajiban untuk mengurus jenazah. Si fulan yang sudah meninggal akan dikuburkan segera mungkin.
Allah Swt berfirman:
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukan ke dalam surga maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali ‘Imran: 185).
Tubuh yang sudah dikubur merupakan akhir kehidupan di dunia. Selanjutnya ruh yang mendiami tubuh akan berada dalam alam kubur. Fase ini bagian dari proses yang harus dijalani ruh sampai sangkala ditiupkan.
Rasulullah Saw bersabda:
Sesungguhnya azab kubur itu disebabkan oleh tiga hal, yaitu ghibah (menggunjing), namimah (mengadu domba) dan air kencing. Oleh karena itu hendaklah kalian menjauhinya.” (HR. Al Bayhaqi).
Ketika hidup di dunia si fulan bertindak baik, maka akan terbebas dari azab kubur. Sedangkan si fulan yang bertidak tidak baik akan mendapatkan azab kubur. Azab kubur bisa menjadi gambaran awal ruh yang akan menjalani proses berikutnya.
Ada beberapa orang yang akan terbebas dari  azab kubur, diantaranya sebagai berikut:
   a.    Orang yang berjuang di jalan Allah atau mati syahid
   b.    Orang yang ribath, yakni orang yang berjaga diperbatasan garis kaum muslimin dangan                        musuhnya
   c.    Orang yang meninggal pada hari jum’at
         Rasulullah Saw bersabda:
      “Tidaklah seorang mukmin meninggal pada hari jum’at melainkan dia akan diselamatkan dari            fitnah kubur.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
   d.    Orang yang meninggal karena sakit perut
         Rasulullah Saw bersabda:
     “Barangsiapa yang meninggal karena sakit perut maka dia tidak akan disiksa di dalam                         kuburnya.” (HR. An Nasa’I dan Tirmidzi)