Saturday, February 28, 2015

Hukuman Pertama bagi Ahli Neraka


Hukuman pertama yang di terima bagi para pendosa bukanlah neraka, melainkan terpisah dari Allah SWT. Terpisah di sini dalam arti bahwa Allah SWT tidak akan mendengar segala doa maupun pengaduan, serta diabaikannya pertolongan. Sungguh sangat celaka apabila Allah SWT tidak akan mendengarkan segala permintaan dan tidak memberikan perlindungan kepada manusia.
Allah SWT berfirman:
pada hari itu manusia berkata: ‘ke mana tempat lari?’ sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung! Hanya kepada Tuhanmu sajalah pada hari itu tempat kembali.” (QS. Al Qiyaamah: 10-12).
Siapakah di dunia ini yang mampu memberikan segala permintaan dan perlindungan kalau bukan Allah SWT semata. Apa yang terjadi apabila Allah SWT telah menghentikan rahmat-Nya untuk manusia?
Allah SWT berfirman:
Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari (melihat) Tuhan mereka. Kemudian, sesungguhnya mereka benar-benar masuk neraka. Kemudian dikatakan (kepada mereka): ‘inilah azab yang dahulu selalu kamu dustakan.’” (QS. Al Muthaffifiin: 15-17).
Nah, itulah hukuman pertama yang akan di terima oleh ahli neraka sebelum dimasukkan kedalam neraka. Bukankah perjumpaan dengan Allah SWT adalah harapan semua umat muslim? Apa jadinya kalau perjumpaan itu hanya akan mendapatkan azab dari Allah SWT.
Hal ini berbanding terbalik bagi umat-Nya yang beriman. Allah SWT akan memberikan segala kenikmatan bagi umat muslim yang senantiasa menjalankan perintah dan meninggalkan larangan-Nya. Segala nikmat yang ada di dunia ini tidak sebanding dengan kenikmatan yang kelak akan diberikan oleh Allah SWT.
Allah SWT berfirman:
Wajah-wajah (orang-orang mu’min) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka melihat.” (QS. Al Qiyaamah: 22-23).
Amat beruntung bagi manusia yang semasa di dunia tidak menyia-nyiakan hidupnya untuk bermaksiat. Segala perbuatan yang dilakukan baik maupun buruk akan diberikan balasan. Janji Allah SWT adalah janji yang pasti, bukan seperti manusia yang terkadang mengingkari.
Allah SWT berfirman:
Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa mendapat kemenangan, (yaitu) kebun-kebun dan buah anggur, dan gadis-gadis remaja yang sebaya, dan gelas-gelas yang penuh (berisi minuman). Didalamnya mereka tidak akan mendengarkan perkataan yang sia-sia dan tidak (pula perkataan) dusta.” (QS. An Naba’: 31-35).
Di sisa umur yang masih kita miliki, akan lebih baik segera kembali ke jalan-Nya. Yakni, jalan menuju kebahagiaan yang hakiki, jalan yang di ridhai oleh Allah SWT. Jangan sampai dikemudian hari, kelak menjadi umat yang merugi. Sungguh penyesalan dihari akhir tiada guna.
Allah SWT berfirman:
“Kecelakaanlah bagimu (hai orang kafir) dan kecelakaanlah bagimu, kemudian kecelakaanlah bagimu (hai orang kafir) dan kecelakaanlah bagimu.” (QS. Al Qiyaamah: 34-35).
Dalam Surat Al Qiyaamah ayat  34-35 disebutkan kutukan bagi orang kafir diulang-ulang sampai empat kali. Yakni, pertama disaat manusia tersebut akan mati. Kedua ketika didalam kubur. Ketiga ketika hari kebangkitan dan keempat dalam neraka jahannam.
Na’udzubillahimindzalik…


Wednesday, February 18, 2015

Keajaiban Sedekah 1: Pak Guru Yan

True Story

Yanuar Ibrahim Wicaksana Santosa atau sering dipanggil Pak Guru Yan pengajar di Madrasah pinggiran kota. Kehidupan yang sederhana memiliki kesamaan dengan Madrasah tempat dia mengajar. Kendaraan roda dua keluaran tahun 70-an setia mengantar guru muda tersebut membagikan ilmunya.
Sebagai pemuda yang alim, tergerak dari dalam hati untuk mengajar. Hal ini didasari melihat pendidikan sekarang yang syarat akan uang. Biaya masuk yang tinggi membuat beberapa anak didik harus terpinggirkan menjadi tenaga kerja di bawah umur.
“Aku mengajar semata-mata bukan untuk mencari uang, ridho Allah jauh lebih penting.” Kata guru muda berumur 28 tahun tersebut.
Memang mengajar di Madrasah belum memiliki sistem gaji yang jelas. Terkadang, potongan gaji mengajar dilakukan. Hal ini sering terjadi karena dana yang ada harus bisa mencukupi honor semua guru.
“Sabar Cak, semua ada waktunya.” Nasehat seorang sahabat kepada Pak Guru Yan.
Musim hujan sudah berganti. Andai dulu musim hujan di bulan Januari, saat ini sudah tidak berlaku. “Mungkin karena kerusakan alam”, begitulah yang ada dipikiran Pak Guru Yan.
Pertengahan bulan Februari, di pagi hari yang mendung, Pak Guru Yan membuka lembar demi lembar buku motivasi yang ada di hadapannya. Hari ini adalah hari libur bagi Pak Guru Yan. Beberapa kelas diliburkan untuk mempersiapkan Ujian akhir. Jadi waktu luang digunakan untuk membaca dan memperbanyak wawasan.
Berbeda dengan biasanya, hari ini kebiasan Pak Guru Yan membaca dirasa tidak fokus. Apa yang dia baca tidak dapat masuk di otak untuk dipahami dan disimpan. Bayang-bayang Rosa selalu muncul dipikirannya.
Rosa adalah perempuan yang akan dinikahi Pak Guru Yan dua bulan mendatang. Hari-hari menjelang pernikahan membuat kepala dipenuhi banyak pikiran, dimulai dari persiapan pernikahan hingga pekerjaan.
Hand phone nokia low end tiba-tiba berdering, satu pesan muncul dilayar. “Tumben Rosa sms jam segini.” Kata Pak Guru Yan.
Disaat jam kerja, Rosa memang jarang mengirim pesan andai tidak ada hal yang penting. Keraguan muncul dibenak Pak Guru Yan untuk membuka pesan. Jantung tiba-tiba berdebar kencang, keringat dingin muncul dipunggung dan kepala. Ibu jari kanan terasa berat untuk memencet keypad.
Selama beberapa detik suasana masih sama, dengan mengucap “bismillah” Pak Guru Yan berharap tidak ada kabar mengecewakan dari Rosa.
Nama Muhammad Romadhon muncul dilayar hand phone,  beliau Kepala Madrasah tempat Pak Guru Yan mengajar. “Tumben, mungkin aku akan dilibatkan dalam persiapan panitia ujian.” Kata Pak Guru Yan dalam hati mencoba menebak isi pesan.
“Yes, ada tambahan dana buat nikah.” Girang Pak Guru Yanuar.
Menikah memang membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Meskipun acara pernikahan yang akan dilakukan sederhana, tetapi kebutuhan sesudah menikah menjadi bertambah banyak. Tambahan penghasilan dan gaji adalah dua hal yang diharapkan Pak Guru Yan saat ini.
Deg, seolah-olah jantung dan paru-paru berhenti setelah membaca isi pesan dari Pak Romadhon. “Dik, mohon maaf, mulai minggu ini Pak Yan tidak perlu datang ke Madrasah. Untuk sementara kami tidak memerlukan guru tambahan, dikarenakan dana yang ada tidak mencukupi untuk jumlah guru yang tersedia. Dengan berat hati, kami akan memaksimalkan guru senior. Harap maklum. Salam-Muhammad Romadhon

* * *
Ketika Rosa mengetuk pintu, berulang kali tidak ada jawaban, rasa khawatir semakin menjadi. Sejak tiga hari yang lalu, saat Mas Yan mengabarkan dirinya tidak mengajar lagi, sampai saat ini tidak bisa dihubungi. Dengan ijin yang diberikan oleh atasan, Rosa mendatangi rumah Mas Yan.
Setelah sekian lama pintu diketuk tidak ada jawaban, Rosa mengintari rumah untuk menuju pintu belakang rumah. Hubungan yang lama sudah terjalin, menjadikan Rosa mengetahui kebiasan keluarga Mas Yanuar. Pintu belakang yang menghadap sawah, tidak pernah dikunci kala siang hari.
Melalui pintu belakang, Rosa memberanikan diri untuk masuk. Sesaat Rosa masuk rumah melewati pintu belakang, ruangan yang pertama ditemuinya adalah dapur. Ternyata laki-laki yang akan menjadi suaminya sedang melamun.
“Sudah mas, masih ada jalan lain.” Kata Rosa.
“Gimana tidak sedih dik, bentar lagi kita married, tapi Madrasah malah memecat mas.” Kata Mas Yan disertai air mata keluar membasahi pipinya.
“Aku nganggur dik!!! Mau makan apa kita besok?? Sekarang aja, mas tak cukup uang buat memenuhi kebutuhan mas.” Kata Mas Yan.
“Cincin kawin buat ijab dijual dulu saja tak apa mas” tegas kata Rosa. “Bukankah Rasulullah SAW bersabda: sebaik-baiknya wanita yang mudah maharnya, iya kan mas?”
Setelah Mas Yan dirasa sudah tenang, Rosa pamit untuk kembali ke kantor. “Shalat trus berangkat ke toko emas saja, Insya Allah ada jalan.” Kata Rosa sebelum menutup pintu.
Dua jam kemudian…
“Dik, cincin sudah laku. Kalau sudah dapat kerja, besok mas ganti yang lebih bagus.” kata Mas Yan. Sesudah dari Toko Emas, Mas Yan menyempatkan mampir ke kantor Rosa.
“Tak apa, mas. Kalau Mas Yan mau, disedekahkan saja uang hasil jual cincinnya.” Kata Rosa.
“Allah Maha Kaya, Allah lebih tahu yang terbaik buat Mas Yan.” Lanjut kata Rosa meyakinkan.
“Yakin dik?” tanya Mas Yan.
“Yakin mas, adik ikhlas.” Jawab Rosa.

* * *
Sebagai guru madrasah, Pak Guru Yan tentu memiliki banyak kenalan pengurus pesantren. Mengendarai motor tuanya, Pak Guru Yan memacu dengan cepat menuju pesantren hafalan Al-Qur’an buat anak yatim. Menurut dia, pesantren tersebut sedang membutuhkan banyak biaya.
“Assalamu’alaikum, Pak Ustad.” Kata Pak Guru Yan, di depan pintu rumah.
“Wa’alaikumsalam.” Jawab Pak Ustad dengan gembira mengetahui siapa yang datang.
Setelah panjang lebar berbagi kabar dan wawasan, Pak Guru Yan menceritakan niat kedatangannya ke pesantren tersebut.
“Alhamdulillah, semoga Allah melipatgandakan kebaikan Pak Yanuar.” Kata Pak Ustad, setelah Pak Guru Yan menyerahkan uang hasil penjualan cincin kawin.
“Aamiin” jawab Pak Guru Yan.
Sekitar lima menit, Pak Guru Yan bercerita tentang peristiwa tiga hari yang lalu, yang membuat dirinya sekarang memiliki status baru ‘pengangguran’. Pak Ustad pun merasa iba mengetahui keadaan yang terjadi, hari pernikahan yang semakin dekat tentu menjadi beban pikiran.
Tiba-tiba hand phone-nya berdering, sebuah pesan masuk dibaca oleh Pak Guru Yan.
“Alhamdulillah…..” Kata Pak Guru Yan.
Pak Ustad masih merasa bingung dengan perubahan cepat pada raut muka Pak Guru Yan.
“Dimohon kesediaannya untuk mengajar di sekolah….” Isi pesan yang ditunjukan pak Guru Yan kepada Pak Ustad. Akhirnya, Pak Ustad memahami, bahwa Pak Guru Yan dtawari mengajar di Sekolah Islam Swasta terbesar di kota ini. Sungguh Allah Maha Besar.
“Alhamdulillah, mas. Alhamdulillah.” Kata Rosa di ujung telepon, saat Pak Guru Yan menceritakan kabar gembira tersebut.
“Iya, Alhamdulillah dik. Kebesaran Allah tidak ada yang mampu menandingi. Semua ini berkat saran dik Rosa. Ternyata mas gak salah milih calon istri… Alhamdulillah.” Kata Pak Guru Yan.







Monday, February 16, 2015

Shalat Malam sebagai Mahar untuk Bidadari


Seorang tabi’in pernah bermimpi bertemu dengan perempuan cantik. Di dalam mimpinya, kecantikan perempuan tersebut mampu membuat mata para laki-laki akan selalu tertuju kepadanya.
Dengan rasa penasaran, seorang tabi’in tersebut memberanikan diri untuk bertanya, “Siapakah Anda ini?.”
“Saya adalah bidadari dari surga.” Jawabnya.
Akhirnya seorang tabi’in memberanikan diri untuk menikahi perempuan tersebut.
“Wahai bidadari yang cantik jelita, menikahlah denganku.” Pinta seorang tabi’in.
“Kalau engkau mau, datanglah kepada majikanku dan lamarlah.” Jawab perempuan tersebut.
Senang dengan jawaban diucapkan, maka seorang tabi’in menanyakan syarat atau mahar yang diinginkan, “Mahar apakah yang bisa aku berikan kepadamu?”

Bidadari cantik pun menjawab “Maharku adalah Shalat Malam”.

Sunday, February 15, 2015

Ubay bin Ka’ab


Sahabat Rasulullah SAW yang memiliki kesungguhan cinta kepada Allah SWT adalah Ubay bin Ka’ab. Salah satu surat yang turun untuk menceritakan tentang dirinya yakni surat Al Bayyinah.
Diriwayatkan Anas bin Malik RA,
Rasulullah SAW berkata kepada Ubay, “Sesungguhnya Allah SWT menyuruhku untuk membacakan untukmu surat ini: ‘Orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musryik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata.’ (QS. Al Bayyinah: 1).
Ubay berkata, ‘Apakah yang Allah maksudkan itu aku, wahai Rasulullah?”. Rasul menjawab, ‘Iya’. Kemudian Ubay menangis.” (HR. Bukhari).
Dalam keadaan terharu, Ubay berkata, “Ya Rasulullah, Allah Yang Maha Besar telah menyebut namaku.
Iya” jawab Rasulullah SAW.
Apakah Allah SWT betul-betul menyebut namaku, Ubay bin Ka’ab?” tanya kembali Ubay.
Rasulullah SAW menjawab, “Benar wahai Ubay”.
Ubay kembali menangis seraya berkata, “Allah SWT menyebut namaku, Allah SWT menyebut namaku.
Ubay tidak menyadari bahwa semua yang hadir, pada saat itu mengucapkan kalimat syahadat.
Allah SWT berfirman:

“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-ku.” (QS. Al Baqarah: 152).

Saturday, February 14, 2015

“Allah tahu apa yang Kita inginkan”


Jum’at petang, 13 Februari bertempat di Oemah Kebon Resto diadakan acara Jakarta Motor Outlet Gathering 2015. Acara ini diselenggarakan oleh BM1, salah satu produsen oli asli Indonesia. Keakraban pun berlangsung sejak makan malam berlangsung sampai akhir acara.
Selama tiga jam, acara yang diselenggarakan mengundang sekitar dua puluh pemilik bengkel di Kabupaten Temanggung, dikenalkan beberapa produk dari BM1. Dimulai dari berbagai jenis oli berikut kegunaannya, sampai produk lampu LED untuk sepeda motor maupun mobil.
Setelah pengenalan produk dari BM1, berikutnya dilakukan ‘demo’ tentang keunggulan oli tersebut. Acara ini mengundang antusias bagi tamu undangan, baik pemilik bengkel maupun mekanik.
Alhamdulillah, di acara ini mendapatkan doorprize Adjustable Wrench atau orang Indonesia menyebutnya kunci inggris. Ada beberapa macam doorprize lain seperti tas, box sepeda motor dan ember. Nah, kebetulan, Aku yang mendapatkan Adjustable Wrench seperti yang sudah Aku sebutkan di awal paragraf.
 doorprize Adjustable Wrench
2 jam sebelumnya
Disalah satu toko peralatan bengkel dan bangunan terbesar di Magelang, Aku berniat membeli satu buat Adjustable Wrench ukuran sedang. Namun, antara harga dan ukuran dirasa terlalu mahal, niat membeli pun diurungkan.
And, ternyata dua jam kemudian Jakarta Motor Outlet Gathering 2015 with BM1, malah mendapatkan Adjustable Wrench secara gratis, tidak hanya satu tetapi tiga sekaligus. Mengambil pesan Ustad Yusuf Mansur “Berdzikirlah pagi dan sore, tanpa berteriak, Allah tahu apa yang kalian inginkan”.
Allah Maha Mengetahui, meski itu disembunyikan dalam hati. Well, meski hanya sebuah peralatan tapi membuktikan kebesaran Allah tentang apa yang Dia ketahui mengenai keinginan umatnya.

Apa jadinya sewaktu di Magelang, andai jadi membeli Adjustable Wrench tersebut, tentu akan menjadi barang yang mubadzir. Seorang teman selalu konsisten memakai nama “Allah is the Best” di contact BBMnya. Ya, memang hanya Allah yang terbaik, tanpa ada yang menandingi.

Friday, February 13, 2015

Mengingat Nikmat Allah


Segala kenikmatan yang dirasakan manusia sering kali beranggapan hasil dari jerih payah usahanya. Gaji besar, rumah mewah, kendaraan terbaru maupun prestasi cemerlang yang didapatkan adalah atas ridho Allah. Jika Allah tidak menghendaki, sudah pasti segala usaha yang dilakukan tidak akan menumbuhkan hasil.
Bahkan sering kita lihat, dimalam hari masih ada pedagang gerobak dorong menjajakan dagangannya. Keliling dari komplek ke komplek lainnya, tidak mempedulikan udara dingin maupun hujan yang turun. Berapa rupiah yang didapat sampai larut malam? Rata-rata keuntungan yang diperoleh hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Bandingkan antara pedagang gerobak dorong dengan karyawan swasta kantoran di kota besar. Uang yang dibelanjakan sekali makan, hampir sama dengan keuntungan yang diperoleh pedagang gerobak dorong. Apakah karyawan swasta perlu berkeliling guna mendapatkan uang? Jawabannya, Tidak. Mereka duduk manis di kantor dengan fasilitas yang nyaman.
Pertanyaannya, bagaimana bila Anda dilahirkan sebagai anak dari pedagang gerobak dorong? Apakah Anda akan berpangku tangan melihat orang tua bekerja keras siang malam hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga, terutama kebutuhan anak. Yaitu, Anda.
Sungguh bersyukur, dipagi hari, kita bangun sudah mendapati sarapan tersaji lengkap di atas meja. Baju terbaru tersimpang penuh dilemari, kendaraan terkini siap dikendarai terparkir di garasi. Anda tidak perlu berjalan kaki, maupun berdesak-desakan diangkutan umum guna berangkat menuju tempat kerja maupun kampus. Adakah diantara kita yang berucap, Alhamdulillah, melihat segala kenikmatan yang dimiliki.
Rata-rata di antara kita masih merasa silau dengan segala kemewahan yang dimiliki orang lain. Rasa syukur atas nikmat yang diberikan belum kita ucapkan dan diresapi dalam hati. Rasa sombong ketika memiliki barang terbaru adalah bagian dari pengingkaran rasa syukur. Kita merasa hebat, ketika memiliki barang yang mahal, yang tidak dimiliki orang lain. Bagaimana bila barang mahal tersebut diambil nikmatnya oleh Allah?
Sudah pasti kita akan kesusahan, contoh seorang pemuda mengendarai mobil terbarunya untuk jalan-jalan. Rasa bangga dan lebih tinggi dibandingkan orang lain terus merasuki pemuda tersebut. Suatu ketika dalam perjalanan, mobil terbaru tersebut diserempet kendaraan lain. Apa yang dirasakan? Tidak mungkin pemuda tersebut akan menjawab “Aku rapopo”.
Rasa marah, kecewa dan sedihlah yang terjadi saat pemuda tersebut mengetahui mobilnya rusak terserempet oleh kendaraan lain. Berapa banyak biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki kendaraan tersebut? Bisakah rasa kecewa yang dirasakan  diganti dengan materi? Itulah ketika nikmat yang dimiliki diambil oleh Allah, barang mahal yang kita rasakan akan memberikan kesenangan, ternyata mendatangkan bencana.
Syukurilah bahwa Anda memiliki banyak kenikmatan yang tak akan mampu dihitung oleh manusia. Dengan penglihatan yang Anda miliki, dapat membaca tulisan ini dengan jelas. Bayangkan apabila Anda tidak memiliki penglihatan yang normal, barangkali Anda akan merasa dunia ini amatlah gelap.
Rasulullah SAW bersabda:
Cintailah Allah, karena dia telah memberi kalian segala nikmat-Nya.” (HR. At Tirmidzi).
Apa jadinya apabila Allah meminta bayaran materi terhadap segala kenikmatan yang ditabur diatas bumi ini? Mungkin dipagi hari, saat manusia membuka mata dari bangun tidur, akan bergegas menuju agen penjualan oksigen. Dapat dibayangkan bagaimana repotnya, andai oksigen yang gratis ini tiba-tiba lenyap dan manusia harus membeli ke orang lain. Berapa banyak uang yang dikeluarkan untuk membayar udara yang kita hirup dari lahir hingga saat ini?
Tapi, nyatanya sampai detik ini, kita masih dengan bebas menghirup oksigen sebanyak-banyaknya dengan GRATIS, tanpa harus membayar sepeserpun. Di sekolah, kampus, mall, kantor, masjid, lapangan, hutan, maupun dalam gua terdalam, kita masih dengan bebas menghirup udara.
Allah SWT berfirman:
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu megingkari (nikmat)-ku.” (QS. Al Baqarah: 152).
Dari semua kenikmatan yang diberikan, Allah hanya meminta umatnya untuk beriman, mematuhi segala perintah maupun larangannya. Subhanallah, begitu besar nikmat yang Allah berikan, tetapi kita sering tidak menyadari. Adakah diantara kita yang rela memberikan segala hal kepada orang lain tanpa mengharapkan imbalan? Saya rasa sedikit orang yang dapat ditemui, memiliki keikhlasan yang nyata.
Allah SWT berfirman:
Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalangan kamu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti (kemauan) kamu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu akan mendapatkan kesusahan tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan keimanan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus, sebagai karunia dan nikmat dari Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al Hujuraat: 7-8).
Satu lagi nikmat Allah yang tidak bisa diingkari, bahwa kita beragama Islam. Lahir dalam keluarga muslim adalah kenikmatan yang tidak terbayarkan. Banyak orang lain yang perlu berpuluh-puluh tahun mencari kebenaran yang hakiki sampai dirinya menemukan Islam. Sedangkan kita? Sudah dilahirkan dan dibesarkan dalam keluarga muslim.


Monday, February 9, 2015

Surga



Harapan orang setelah dirinya meninggal adalah di masukan ke dalam surga. Surga diyakini tempat bagi orang yang memiliki amal baik lebih banyak dibandingkan keburukan yang dilakukan semasa hidup di dunia. Secara umum berikut tujuh gambaran surga seperti dibawah ini:
1.    Firdaus
Surga Firdaus adalah bagi orang yang (a) khusuk mengerjakan shalat, (b) menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tidak ada gunanya, (c) membayar zakat pada waktunya, (d) menjaga kemaluan dari kemaksiatan, (e) memelihara amanat yang diberikan, (f) memelihara shalat.
Allah SWT berfirman:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal, mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah daripadanya.” (QS. Al Kahfi: 107-108).
2.    ‘Adn
Surga ‘Adn adalah bagi orang yang (a) bertakwa, (b) banyak melakukan amal kebaikan, (c) beriman dan mengerjakan amal shaleh sebenar-benarnya, (d) sabar mencari ridha Allah.
Allah SWT berfirman:
(Bagi mereka) surga ‘Adn, mereka masuk kedalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas, dan dengan mutiara, dan pakaian mereka di dalamnya adalah sutra.” (QS. Faathir: 32-33).
3.    Na’im
Surga Na’im adalah bagi orang yang mengerjakan amal shaleh dengan sebenar-benarnya.
Allah SWT berfirman:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shaleh, bagi mereka surga-surga yang penuh kenikmatan, kekal mereka di dalamnya, sebagai janji Allah yang benar. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Luqman: 8-9).
4.    Ma’wa
Surga Ma’wa adalah bagi orang yang (a) bertakwa, (b) beriman dan mengerjakan amal shaleh, (c) takut akan kebesaran Allah, (d) dapat menahan diri dari hawa nafsu.
Allah SWT berfirman:
Maka apakah orang yang beriman seperti orang yang fasik (kafir)? Mereka tidak sama. Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shaleh, maka bagi mereka surga-surga tempat kediaman, sebagai pahala terhadap apa yang mereka kerjakan.” (QS. As Sajdah: 18-19).
5.    Darussalam
Surga Darussalam adalah bagi orang yang (a) mengakui ayat-ayat Allah, (b) mengerjakan amal shalih semata-mata karena Allah.
Allah SWT berfirman:
Dan inilah jalan Tuhanmu, (jalan) yang lurus. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan ayat-ayat (Kami) kepada orang-orang yang mengambil pelajaran. Bagi mereka (disediakan) darussalam (surga) pada sisi Tuhannya dan Dialah Pelindung mereka disebabkan amal-amal saleh yang mereka kerjakan.” (QS. Al An’aam: 126-127).
6.    Darul Muqamah
Surga Darul Muqamah adalah bagi orang yang (a) memiliki kebaikan lebih banyak dari ada kejelekan, (b) kuat dan tebal keimanan serta ke Islamannya, (c) memperbanyak amal kebaikan dan menjauhi kemaksiatan.
Allah SWT berfirman:
Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: ‘Apakah yang telah dturunkan oleh Tuhanmu?’ Mereka menjawab: ‘(Allah telah menurunkan) kebaikan’. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapatkan (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat alah yang lebih baik dan itulah sebaik-baiknya tempat bagi orang yang bertakwa, (yaitu) surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi  balasan kepada orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh malaikat dengan mengatakan (kepada mereka) ‘Salaamun’alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan.’” (QS. An Nahl: 30-32).
7.    Al-Maqamul Amin
Surga Al-Maqamul Amin adalah bagi orang yang bertakwa kepada Allah.
Allah SWT berfirman:

Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman, (yaitu) di dalam taman-taman dan mata air-mata air, mereka memakai sutra yang halus dan sutra yang tebal, (duduk) berhadap-hadapan, demikianlah. Dan Kami berikan kepada mereka bidadari.” (QS. Ad Dukhaan: 51-54).

Tuesday, February 3, 2015

Cara Mendapatkan Ampunan Allah




“Tak ada gading yang tak retak”
Begitulah pepatah menggambarkan kehidupan manusia. Sejak manusia lahir di dunia, tumbuh besar dan mencapai dewasa tidak akan luput oleh dosa. Kesalahan kecil baik disengaja maupun tidak, akan menambah rekening dosa seseorang. Begitu juga dengan dosa besar yang dilakukan secara sengaja dan sadar, akan memberatkan timbangan dosa yang menggunung.
Alangkah baiknya sebelum ajal menjemput, setiap umat muslim bertobat. Dengan ampunan Allah SWT yang Maha Pengampun, sebesar apapun dosa seseorang dapat diampuni. Sesuai dengan firman Allah SWT berikut ini:
Katakanlah: ‘Hai hamba-hamba-Ku yang melampui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang’”. (QS. Az Zumar: 53).
Rasulullah SAW bersabda:
Allah telah berfirman, Aku adalah Dzat yang layak untuk ditakuti (takwa). Barangsiapa bertaqwa kepada-Ku dan tidak menyekutukan-Ku dengan yang lain, maka Aku pasti memberinya ampunan”.
Berikut ini adalah cara agar mendapatkan ampunan dari Allah SWT:
1.      Taubat
Taubat yang diterima oleh Allah SWT dapat menghapus segala dosa yang telah lalu baik besar maupun kecil, yang disengaja maupun tidak disengaja. Adapun taubat yang diterima oleh Allah SWT memiliki beberapa syarat, diantaranya sebagai berikut:
a.       Menyesali segala dosa yang telah dilakukan
b.      Melepaskan diri dari jeratan dosa
c.       Niat yang kuat dan tidak akan mengulangi
2.      Mema’afkan orang lain
Ketika seseorang ingin mendapatkan ampunan Allah SWT, maka seseorang harus belajar untuk mengampuni kesalahan orang lain. Sering seorang muslim mendapatkan perlakuan yang tidak baik oleh orang lain, tidak sedikit yang didzalimi hingga menimbulkan sakit fisik maupun hati. Agar kesalahan dan dosa seseorang diampuni oleh Allah SWT hendaklah seseorang tersebut memaafkan dulu segala kesalahan orang lain tanpa menunggu orang lain meminta maaf terlebih dahulu.
Allah SWT berfirman:
“Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka mema’afkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An Nuur: 22).
Rasulullah SAW bersabda:
“Dua orang umatku pada hari kiamat nanti akan datang dengan duduk dan berlutut dibawah ‘Arasy. Lalu, berkatalah orang pertama, ‘Ya Tuhan, lakukanlah balasan kedzaliman dari saudaraku ini. Karena sungguh telah berbuat dzalim kepadaku.’
Allah berkata kepada orang kedua, ‘Berikan bayaran kedzaliman yang pernah engkau lakukan kepada saudaramu itu.’
Jawab orang kedua, Ya Tuhanku, sungguh seluruh amal kebaikanku telah habis.’
Maka Allah berfirman kepada orang pertama, ‘Bukankah engkau telah mendengar bahwa kebaikannya telah habis.’
Kata orang pertama, ‘Andai seperti itu, ambilah oleh-Mu keburukan-keburukanku dan tumpahkanlah kepadanya.’
Kemudian Allah SWT bertanya kepada orang pertama, ‘Apa engkau memiliki hal yang lebih baik dari itu?’
‘Apakah itu wahai Tuhanku?’ jawab orang pertama
Allah berfirman, ‘Angkatlah kepalamu dan lihatlah.’
Kemudian orang pertama mengangkat kepalanya dan memandang surga. Maka dilihatnya di surga ada sebuah istana yang terbuat dari emas permata yang belum pernah dilihat padanannya.
‘Milik sultan mana itu, Tuhanku?’ tanya orang pertama
‘Milik seorang nabi? Ataukah milik seorang syahid?’
Allah SWT berfirman ‘Istana itu milik orang yang sanggup membayar harganya.’
‘Wahai Tuhanku, siapakah itu?’ tanya kembali orang pertama
Maka Allah SWT menjawab, ‘Engkaulah yang memilikinya.’
‘Bagaimanakah caranya?’ tanya kembali orang pertama
‘Dengan kata maafmu kepada saudaramu.’ jawab Allah
Maka berkatalah orang pertama ‘Wahai Tuhanku, aku telah memaafkannya, aku mengampuninya.’
Lalu, Allah berfirman, ‘Peganglah tangan saudaramu, masuklah kalian berdua ke surga.’
3.      Memohon ampun
Untuk menghapus dosa yang telah menumpuk perlu memohon ampun secara terus menerus dan bersungguh-sungguh. Memohonlah ampun kepada Allah SWT dengan sepenuh hati. Karena Allah SWT tahu apa yang tersembunyi disetiap hati umatnya. Barangsiapa yang memohon ampun kepada Allah SWT, maka akan dikabulkan permintaannya. Seperti seseorang saat meminta bantuan kepada orang lain, orang yang sepenuh hati meminta bantuan tentu akan diperkenankan permohonannya.
Allah SWT berfirman:

“(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu dperkenankan-Nya bagimu: ‘Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut. Dan Allah tidak menjadikannya (mengirim bala bantuan itu), melainkan sebagai kabar gembira dan agar hatimu menjadi tenteram karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al Anfaal: 9-10).