Wednesday, May 27, 2015

Mengelola Keuangan dengan Bijak


Allah SWT berfirman:
Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” (QS. Al-Furqaan/25: 67).
Di Indonesia dikenal pepatah ‘besar pasak daripada tiang’, mengisyaratkan pengeluaran lebih besar daripada pendapatan yang diperoleh. Pembelanjaan yang berlebihan membuat pelakunya merasa terus kekurangan dengan harta yang dimiliki.
Gaya hidup di era modern menggerakan masyarakat untuk memenuhi tuntutan perkembangan jaman. Barang-barang terbaru selalu keluar hampir tiap bulan, semakin canggih teknologi menggiurkan seseorang untuk memiliki. Padahal adanya kemajuan teknologi belum tentu digunakan secara maksimal, malah cenderung memenuhi unsur ‘wah’ dari pandangan orang lain.
Allah SWT berfirman:
Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu mengulurkannya1 karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.” (QS. Al Israa’/17: 29).
1Maksudnya, jangan kamu terlalu kikir dan jangan kamu terlalu pemurah.
Dari ayat diatas dijelaskan bahwa dengan harta yang dimiliki tidak boleh terlalu kikir. Hidup hemat memang dianjurkan atau tidak terlalu boros, namun jika terlalu hemat akan cenderung berlaku kikir. Hal ini mengingatkan bahwa dari setiap harta yang diperoleh ada hak milik orang lain, sebagai mana dalam hadist berikut ini:
Rasulullah SAW bersabda:
Pertemukanlah aku dengan orang-orang lemah (miskin) diantara kalian! Sungguh, kalian diberi rizki dan ditolong itu karena (adanya) orang-orang lemah kalian.” (HR. Tirmidzi).
Orang mampu berkewajiban menolong yang lemah secara finansial, minimal di lingkungan sekitar dirinya tinggal. Sebagai pribadi yang baik, berbagi bukan pada hal kesenangan semata tapi berbagi meringankan beban saudaranya.
Seseorang dikatakan kaya bukan karena banyaknya harta yang dimiliki, tetapi berapa banyak hartanya yang bermanfaat bagi orang lain. Harta adalah titipan serta ujian dari Allah SWT, sepantasnya dikelola sebaik-baiknya agar kelak bukan menjadi sumber bencana di dunia dan akhirat.


Wednesday, May 20, 2015

Transaksi Jual Beli yang di Berkahi Allah SWT



Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya seseorang di antara kamu mencari seikat kayu bakar, lalu dipanggul di atas punggungnya itu lebh baik daripada meminta-minta kepada orang lain, ia diberi maupun ditolak.” (HR. Tirmidzi & Nasa’i).
Di era modern sekarang, transaksi jual beli dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. Kemajuan teknologi memudahkan antara penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli.
Media internet dimanfaatkan oleh para penjual untuk memasarkan barang dagangannya. Sedangkan para pekerja yang tidak memiliki banyak waktu lebih memilih online shop sebagai wadah untuk membeli barang yang diinginkan.
Transaksi melalui online shop tidak terbatas tempat dan waktu. Pada masa sebelum internet mengglobal, transaksi dilakukan ditempat nyata, seperti pasar, toko maupun pusat jual beli (mall, supermarket dll). Artinya disini antara penjual dan pembeli bertemu langsung secara tatap muka.
Maraknya transaksi jual beli dengan tersedianya online shop, membuat seseorang membeli bisa dilakukan kapan saja, baik pagi hari maupun tengah malam. Kemajuan teknologi memudahkan bagi penjual maupun pembeli, dengan seringnya aktivitas jual beli yang dilakukan, bagaimanakah agar transaksi tersebut diberkahi?
a.    Berorientasi pada keuntungan dunia dan akhirat
Rasulullah SAW bersabda:
Hindarilah keinginan-keinginan duniawi semampu kalian, karena barangsiapa yang menjadikan keinginan terbesarnya adalah dunia, maka Allah akan menelantarkannya, dan menjadikan kefakiran di hadapannya. Dan barangsiapa menjadikan keinginan terbesarnya adalah akhirat, maka Allah akan mengumpulkan kebaikan dalam urusan-urusannya, dan ia akan menjadikan kekayaan di dalam hatinya. Dan tidaklah seseorang yang menyerahkan hatinya kepada Allah, kecuali Allah akan menjadikan hati-hati orang yang beriman mengarah kepadanya dengan cinta dan kasih sayang. Dan Allah akan bersegera mendatangkan segala kebaikan baginya.” (HR. Thabrani).
b.    Menghindari dusta
Rasulullah SAW bersabda:
Dua orang yang melakukan jual beli memiliki hak pilih antara membatalkan atau melanjutkan transaksi selama mereka belum berpisah, jika mereka jujur dan menjelaskan aib barangnya, niscaya mereka berdua diberi barokah dalam jual belinya. Dan sebaliknya jika mereka menyembunyikan aib barangnya dan berdusta, niscaya barokah jual beli mereka dilenyapkan.” (HR. Muttafaqun’alaih).
c.    Menghidari penipuan
Dari Abu Hurairah ra, berkata: “Pada suatu hari Rasulullah SAW melewati seorang pedagang sedang menjual makanan, kemudian Beliau memasukan tanganya ke dalam tumpukan makanan itu. Ternyata makanan tersebut sudah dicampur, maka beliau bersabda, ‘Bukanlah dari golongan kami orang yang melakukan penipuan.’” (HR. Muslim & Tirmidzi).
d.    Menghindari riba
Allah SWT berfirman:
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak akan berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datangnya larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al Baqarah/2: 275).
e.    Memberi tangguhan atau keringanan
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda: “Pernah ada seorang pedagang yang memberi pinjaman kepada orang-orang. Maka apabila ia melihat orang yang kesulitan di antara mereka, ia berkata kepada para pemuda penagih hutangnya, ‘Hendaknya kalian memaafkan dia, mudah-mudahan Allah pun memaafkan kita’. Maka kemudian Allah memaafkannya.” (HR. Bukhari).
f.     Tidak malas dan tetap semangat
Rasulullah SAW bersabda:

Ya Allah berilah keberkahan kepada umatku pada apa yang mereka kerjakan di pagi hari.” (HR. Ibnu Majah & Tirmidzi).

Monday, May 18, 2015

Tujuh Amalan yang terus Mengalir Mendatangkan Pahala


Dari Anas ra, beliau mengatakan,
Rasulullah SAW bersabda: ‘Ada  tujuh hal yang pahalanya akan tetap mengalir bagi seorang hamba padahal dia sudah terbaring dalam kuburnya setelah wafatnya (yaitu): Orang yang mengajarkan suatu ilmu, mengalirkan sungai, menggali sumur, menanamkan kurma, membangun masjid, mewariskan mushaf atau meninggalkan anak yang memohonkan ampun buatnya setelah dia meninggal.’
Ketika seorang meninggalkan dunia ini melalui kematian, maka dirinya tinggal menunggu peradilan dari Allah SWT atas segala sesuatu yang dilakukan di dunia. Amal baik maupun buruk akan dihitung mana yang lebih banyak.
Allah SWT menyediakan pintu-pintu kebaikan kepada umat muslim untuk mendapatkan pahala yang terus mengalir meski dirinya telah meninggal. Tentu yang dilakukan merupakan atas dasar keikhlasan, bukan mengharapkan pengakuan dari sesama manusia.
Berikut adalah tujuh amalan yang terus mengalir meski umat muslim telah meninggal:
a.    Mengajarkan ilmu yang bermanfaat
Ilmu bermanfaat yang diajarkan untuk orang lain baik sebagai pedoman agama, membedakan halal dan haram, menuntun kejalan yang lurus, mampu menjadi amalan yang terus mengalir apabila ilmu tersebut masih digunakan.
Di era modern seperti sekarang mengajarkan ilmu tidak harus melalui langsung (tatap muka). Kemajuan teknologi membuat ilmu yang diajarkan tidak terhalang jarak maupun waktu, sebagai contoh melalui e-book, broadcast media social, siaran televisi,radio atau melalui buku-buku yang terus dicetak guna kepentingan umat muslim.
b.    Mengalirkan sungai
Sungguh pekerjaan yang mulia baik pembuat aliran sungai (utama) mengalirkan air ke pemukiman penduduk atau untuk kebutuhan pertanian. Dengan adanya aliran air ini kebutuhan penduduk bisa terpenuhi, bahkan untuk kebutuhan binatang ternak sekalipun.
c.    Menggali sumur
Mencari sumber air dapat dilakukan dengan cara menggali sumur, air yang keluar dapat digunakan oleh masyarakat sebagai kebutuhan sehari-hari. Pemenuhuan kebutuhan ini dapat melegakan masyarakat yang membutuhkan.
d.    Menanam pohon kurma
Ketika seorang menanam pohon kurma dan mendermakan buahnya untuk umat muslimin, maka pahalanya akan terus mengalir setiap ada orang yang memanfaatkan buah kurma tersebut. Pohon kurma disebut karena memiliki keistimewaan dan bermanfaat bagi manusia.
Tentu bukan hanya pohon kurma saja yang mendatangkan pahala, ini berlaku bagi pohon atau tanaman lain yang memiliki manfaat bagi umat manusia maupun makhluk hidup lain seperti hewan.
e.    Membangun Masjid
Dari Utsman bin Affan ra, beliau mengatakan, “Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘barangsiapa yang membangun masjid untuk mencari wajah Allah SWT, maka Allah SWT akan membangunkannya rumah yang sama di surga.
Ketika masjid yang dibangun digunakan untuk shalat, membaca ayat-ayat Al-Qur’an, menyebut nama-nama Allah SWT, mengajarkan ilmu, serta untuk berkumpulnya umat muslim, maka akan memberikan pahala dari setiap kegiatan yang dilakukan.
f.     Mewariskan Al-Qur’an
Saat ini banyak kegiatan yang dilakukan dengan menghimpun dana atau sedekah dari umat muslim yang nantinya akan digunakan untuk membeli Al-Quran dan diwakafkan kebeberapa masjid atau tempat pembelajaran Al-Qur’an di pelosok Indonesia.
Al-qur’an yang diwakafkan nantinya akan mendatangkan pahala, apabila ada orang yang membaca, mentadabburi maknanya dan mengamalkan kandungannya. Sungguh pahala akan terus mengalir bagi yang mewakafkan Al-Qur’an.
g.    Mendidik anak
Anak adalah aset bagi orang tua, dengan mengajarkan kebaikan, menanamkan keimanan, memperkuat ketaqwaan mampu menyelamatkan orang tua dengan doa-doa dari anak shalih.

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda: “Apabila seseorang sudah meninggal maka seluruh amalnya terputus kecuali tiga perkara (yaitu) dari sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang mendoakan.

Saturday, May 16, 2015

Tawassul



Tawassul dapat diartikan sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui wasilah (perantara) agar bisa mencapai tujuan atau mempermudah menggapai tujuan yang tidak dilarang dalam Islam.
Allah SWT berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan carilah wasilah (jalan) mendekatkan diri kepada-Nya.” (QS. Al-Maidah:35).
Wasilah yang digunakan bisa berupa nama dan sifat Allah SWT, serta kedudukan para Nabi dan orang shaleh yang dekat dengan-Nya.
Tawassul yang disyariatkan (masyru’) ada tiga macam, yakni:
a.    Tawassul dengan Nama dan Sifat-sifat Allah
Ketika memulai doa kepada Allah SWT dengan mengagungkan, membesarkan, memuji, mensucikan Dzat-Nya yang Maha Tinggi, Nama-nama-Nya yang indah dan sifat-sifat-Nya kemudian berdoa apa yang diinginkan.
Allah SWT berfirman:
Hanya milik Allah asmaul husna, maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-A’raaf: 180).
b.    Tawassul dengan amal shalih yang dilakukannya
Allah SWT berfirman:
Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu masukanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah).” (QS. Ali-Imran: 53).
Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantara rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji.” (QS. Ali-Imran: 194).
c.    Tawassul kepada Allah SWT dengan doa orang shalih yang masih hidup
Apabila seorang muslim mendapatkan kesulitan dan merasa dirinya masih banyak kesalahan atau kekurangan dihadapan Allah SWT, maka dapat memohon doa kepada orang shalih yang memiliki ketaqwaan kuat serta memiliki pengetahuan Al-qur’an dan Al-hadist.
Jika salah memahami, tawassul yang dilakukan dapat menjerumuskan kedalam hal syirik. Hendaknya dilakukan secara hati-hati dengan niat yang lurus, sebelum resiko besar akan datang bila terjadi kesalahan.
Adapun tawassul yang tidak syar’i bisa dikelompokan menjadi dua, sebagai berikut:
a.    Tawassul syirik
Ketika melakukan tawassul, seorang yang memohon kepada obyek tawassul tersebut, baik itu nabi, wali, kiai maupun orang yang dekat dengan Allah SWT. Ibadah yang dilakukan bukan semata-mata untuk Allah SWT, melainkan ada “yang lain” untuk dimintai pertolongan dan sesembahan.
b.    Tawassul Bid’ah

Tawassul yang tidak ada tuntunannya dalam Al-Qur’an dan Al Hadist yang shahih termasuk dalam praktik tawassul bid’ah. Meskipun yang dilakukan tidak ada unsur syirik atau meminta kepada selain Allah SWT. 

Monday, May 11, 2015

Kesadaran Dalam Bertindak


Kita mencari penghidupan dengan apa yang kita dapat, kita menciptakan kehidupan dengan apa yang kita berikan.” – WINSTON CHURCHILL

Tindakan yang dilakukan mencerminkan kepribadian seseorang. Penilaian orang lain berasal dari tindakan terbesar atau tersering yang kita dilakukan. Begitu juga dengan pandangan masyarakat, segala sesuatu yang menarik perhatian atau cenderung kontroversial menjadi sebuah “label” tersendiri.
Kesadaran dibutuhkan dalam segala hal, terutama dalam bertindak. Batas kesadaran berbatas tipis dengan ego manusia. Di masa modern sekarang kesadaran bukan hanya dibutuhkan dalam berperilaku, tetapi dalam segala aspek.
Kemajuan teknologi memudahkan manusia menjalin komunikasi dengan lainnya, tidak jarang, kemajuan justru menjadi hambatan manusia apabila penggunaannya tidak dalam konteks yang tepat. Sebagai contoh, aplikasi jejaring sosial membuat orang lain mudah mengetahui keadaan seseorang melalui “status” dan “display profil” yang dipasang. Dari “status” dan “display profil” inilah dapat diketahui kepribadian seseorang.
Alangkah baiknya sebelum melakukan sesuatu terlebih dahulu memikirkan dampak dan resiko yang dikerjakan, meskipun hanya membuat “status” atau merubah  “display profil” dalam tampilan media sosial yanng marak baik di smartphone maupun perangkat komputer.
Kesadaran diperlukan dalam setiap tindakan, agar dapat mencerminkan kepribadian yang baik. Kesadaran apa yang diperlukan? Berikut ini berbagai kesadaran yang dibutuhkan setiap manusia:
a.    Kesadaran pikiran
Tindakan berasal dari buah pikir yang diselami. Ketika pikiran memiliki kesadaran yang penuh, setiap keputusan yang diambil adalah keputusan yang tepat. Baik keputusan sebelum bertindak maupun sesudah bertindak. Sebagai contoh, Anda dapat menanyakan kepada diri sendiri, apa yang menjadi fokus dalam pikiran?
b.    Kesadaran emosional
Kondisi emosi berperan penting sebagai faktor pendorong dalam bertindak. Keadaan emosi yang labil cenderung membuat orang tersebut bertindak asal-asalan mengikuti suasana hati. Hal ini dapat merugikan bagi diri sendiri maupun orang lain. Sebagai contoh, Anda dapat menanyakan, apa yang saya rasakan dalam diri saat ini?
c.   a.    Kesadaran pikiran
Tindakan berasal dari buah pikir yang diselami. Ketika pikiran memiliki kesadaran yang penuh, setiap keputusan yang diambil adalah keputusan yang tepat. Baik keputusan sebelum bertindak maupun sesudah bertindak. Sebagai contoh, Anda dapat menanyakan kepada diri sendiri, apa yang menjadi fokus dalam pikiran?
b.    Kesadaran emosional
Kondisi emosi berperan penting sebagai faktor pendorong dalam bertindak. Keadaan emosi yang labil cenderung membuat orang tersebut bertindak asal-asalan mengikuti suasana hati. Hal ini dapat merugikan bagi diri sendiri maupun orang lain. Sebagai contoh, Anda dapat menanyakan, apa yang saya rasakan dalam diri saat ini?
c.    Kesadaran fisik
Pikiran dan emosional adalah faktor terbesar yang menggerakan fisik. Namun, diluar kaitan antara pikiran dan emosi, kondisi fisik juga membutuhkan kesadaran yang prima. Fisik yang kelelahan berpengaruh terhadap pikiran dan emosional. Sebagai contoh, Anda dapat menanyakan, apa saya memiliki energi cukup untuk berbuat kebaikan?
d.    Kesadaran akan kemajuan
Melihat kemajuan teknologi saat ini sudah sepantasnya menjadi modal besar untuk memperoleh yang lebih dibandingkan yang saat ini dimiliki. Kemajuan teknologi membuat orang mudah mendapatkan ilmu dan informasi. Sebagai contoh, Anda dapat menanyakan, apa saya dipermudah teknologi atau diperbudak teknologi?
e.    Kesadaran keberadaan Tuhan
Dimanapun berada, Tuhan tahu apa yang orang kerjakan, dipikirkan, direncanakan dan bahkan yang sudah dikerjakan diwaktu yang lama. Tuhan jauh lebih hebat dibandingkan cctv yang berfungsi sebagai pengawas. Rata-rata orang takut bertindak negatif ketika ada cctv didekatnya, apakah Anda melupakan bahwa Tuhan mengetahui dimanapun kita berada?