Tiada di dunia
ini makhluk hidup yang abadi, semua yang bernyawa akan mati kembali kepada-Nya.
Segalanya diciptakan berpasangan, seperti ada permulaan maka akan ada akhir.
Begitu juga dengan kehidupan maka akan ada kematian.
Allah Swt
berfirman:
“Setiap yang
bernyawa itu pasti akan mengalami kematian.” (QS. Ali ‘Imran: 185).
Jodoh, rezeki dan
umur adalah rahasia milik Allah. Manusia hidup di dunia diwajibkan berusaha
sebaik mungkin dalam segala hal, salah satunya adalah menghadapi kematian.
Sejatinya
kematian adalah rahasia milik Allah, dan hanya Allah yang berhak mengetahui
serta menentukan kematian seseorang. Kelak, umur yang dimiliki merupakan modal
dan batasan waktu untuk mencari bekal yang mampu menyelamatkan di peradilan
Allah.
Ada tiga hal yang
dirahasiakan oleh Allah terkait dengan kematian, yakni waktu, tempat dan cara
diwafatkan. Andai kata setiap orang mengetahui kapan, dimana dan bagaimana
dirinya meninggal, pasti tidak akan ada orang yang lalai dimuka bumi ini atau
yang sengaja berbuat kejahatan.
Ketiga hal yang
dirahasiakan oleh Allah, berupa waktu, tempat dan cara diwafatkan, nantinya
akan menjadi ujian bagi manusia selama hidup di dunia.
Orang yang
beriman akan mempersiapkan kematian sebaik mungkin. Sedangkan orang kafir akan
berusaha memperbanyak kehidupan di dunia dengan kesenangan sebagai alasan
menghindari ketakutan terhadap kematian, agar rasa takut akan kematian itu
sendiri terlupakan.
Tidak sedikit
juga dijumpai orang yang tidak percaya dengan kematian. Bahwa orang hanya hidup
hanya di dunia ini dan hanya sekali. Maka tidak heran apabila menjumpai orang
tipe seperti ini akan mendapati kehidupannya tidak memiliki tanggung jawab
terhadap Tuhan.
Padahal orang
beriman akan percaya bahwa diri manusia melewati beberapa perjalanan. Dimulai
dari alam kandungan, alam dunia nyata saat ini, alam kubur, alam barzah sampai kehidupan
akhirat.
Hidup di dunia
hanya sementara, kehidupan kekal akan berlangsung di akhirat. Agar kehidupan
kekal di akhirat berlangsung nikmat, bekal yang dibawa tidaklah sedikit. Bekal
yang diperoleh dari keimanan kepada Allah Swt mampu memberi perlidungan dari
adzab-Nya.
Sebelum mengalami
kehidupan akhirat yang kekal, manusia akan dimatikan terlebih dahulu. Agar
kematian khusnul khotimah, maka diperlukan beberapa cara atau persiapan.
Berikut ini
adalah kiat agar manusia mati secara khusnul khotimah:
a. Jagalah shalat
lima waktu.
b. Rutin membaca
Al-qur’an, walaupun sehari 1-2 ayat.
c. Menjaga perkataan
dan silaturahmi.
d. Selalu mengajak
kepada jalan kebaikan.
e. Melayat kerumah
duka.
f. Perbanyak doa
untuk memohon akhir hidup yang baik.
g. Hindari yang
menyebabkan su-ul khotimah.