Sejatinya kelahiran bayi paling
dinanti-nanti oleh pasangan baru. Tangis pertama yang terdengar di dunia mampu
membuat senyum sanak saudara. Dalam kelahiran bayi ada beberapa hikmah yang
dapat dipetik oleh orang tua atau kita (pembaca). Diantaramya sebagai berikut:
1. Tidak bisa dan tidak punya apa-apa
Kelahiran bayi menyadarkan kita bahwa dulu berasal
dari bayi yang belum bisa apa-apa. Seperti hukum keseimbangan, yang dulu tidak
ada menjadi ada, sedangkan yang sekarang ada mungkin sedetik berikutnya telah
tiada. Sebagai contoh, bahwa dulu ketika masih bayi, kita belum bisa apa-apa, sedangkan
bertambahnya umur merubah bayi menjadi anak, remaja, dewasa dan tua. Tentu dengan
bertambahnya umur manusia menjadi bertambah juga kemampuan yang dimiliki. Kembali
kehukum keseimbangan tadi, manusia yang sudah tua pun akan kembali menjadi
seperti bayi (pikun).
Amat penting bahwa dengan usia yang sekarang kita miliki
(kemampuan) dengan bukti bisa membaca tulisan ini, berarti kita sudah melewati
banyak hal dan memperoleh kemampuan dan pengetahuan yang baru. Sebelum kemampuan
dan pengetahuan hilang, lebih baik kita isi kehidupan yang lebih bermakna
(kebaikan).
2. Terlahir sebagai anak manusia
Tidak ada bayi yang lahir dari batu atau dari pohon,
bayi lahir dari rahim seorang ibu. Tentu dengan proses yang panjang sampai bayi
itu lahit, dimulai dari setetes air (mani), berubah menjadi segumpal darah,
terbentuk tulang, daging yang membungkus tulang dan ditiupkan ruh kepada calon
bayi tersebut.
Dalam peniupan ruh ditetapkan empat hal: umur, susah
senang, rejeki dan jodoh. Ketika bayi ini lahir akan dalam keadaan fitrah,
tidak ada satu bayipun yang lahir langsung menanggung dosa. Sebelum mencapai
usia baligh, anak tersebut masih dalam keadaan suci. Orang tuanyalah yang akan
menjadikan bayi tersebut seperti apa.
“Seorang bayi tak dilahirkan ke dunia ini melainkan
ia berada dalam kesucian. Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan membuatnya
menjadi yahudi, nasrani ataupun majusi.” (HR. Muslim)