Salah satu
sahabat Rasulullah SAW yang membuktikan cinta kepada Allah SWT adalah Abdullah
bin Hudzafah. Perjuangannya benar-benar nyata, hal ini membuat dirinya layak
untuk diteladani. Sejatinya segala godaan maupun siksaan tidak merubah
pendirian Abdullah bin Hudzafah keluar dari Islam.
Suatu ketika Raja
Romawi menanyakan keseluruhan tawanan yang dimiliki. Jumlah tawanan yang ada
mencapai ratusan. Salah satu diantaranya Abdullah bin Hudzafah. Raja menanyakan
tentang ada tidaknya tawanan yang merupakan sahabat Rasulullah.
Berdasarkan
informasi yang didapat menunjuk salah satu sahabat Rasulullah adalah dirinya,
akhirnya Raja memanggil Abdullah bin Hudzafah.
“Tinggalkanlah
agamamu” kata Raja.
Maka Abdullah bin
Hudzafah pun menjawab “Tidak akan aku tinggalkan agamaku, meski engkau akan
memotong tubuhku.”
Karena begitu
penasaran dengan iman Abdullah bin Hudzafah, maka Raja mengujinya, “Bagaimana
jika kekuasaanku separuhnya ku serahkan kepadamu wahai Abdullah bin Hudzafah?”
Dengan tegas
Abdullah bin Hudzafah berkata, “Meski engkau berikan kepadaku segala kekuasaan
diseluruh muka bumi hanya untuk meninggalkan agamaku sekejap saja, aku tak akan
mau.”
Kesal dengan
jawaban Abdullah bin Hudzafah, maka Raja mengancam akan membunuhnya. Akan tetapi
jawaban dari Abdullah bin Hudzafah sungguh mengejutkan.
“Selamat datang,
wahai Kekasihku. Sungguh aku sudah mengharapkan pertemuan ini sejak lama.” kata
Abdullah bin Hudzafah sambil tersenyum.
Akhirnya Raja
memerintahkan anak buahnya untuk segera mengeksekusi Abdullah bin Hudzafah.
Raja mengharapkan sahabat nabi tersebut tidak mati dengan cepat, akan tetapi di
siksa terlebih dahulu.
Raja meminta anak
buanhya untuk membidik Abdullah bin Hudzafah dibagian tangan dan kaki. Raja
yakin, ketika anak panah menancap dianggota tubuhnya, akan membuat Abdullah bin
Hudzafah menyerah, memohon ampun dan meninggalkan Islam.
“Aku akan bertemu
dengan Allah SWT..” kata Abdullah bin Hudzafah berulang-ulang saat anak panah
mengenai tubuhnya.
Semakin kesal
Raja dengan kelakuan tawanannya yang sedang dieksekusi pelan-pelan. Raja
memerintahkan untuk menyiksa dengan cara yang lain. Cara yang dianggap lebih
menyakitkan.
Segera anak buah
Raja mempersiapkan air mendidih yang dicampur minyak. Untuk menguji kedasyatan
siksaan tersebut, diambil dua orang tabi’in dari tahanan. Dihadapan
Abdullah bin Hudzafah, kedua tabi’in tersebut dimasukan kedalam air mendidih
bercampur minyak. Dengan sekejab, kedua tabi’in tersebut meninggalkan.
Melihat dasyatnya
siksaan tersebut, Raja segera menyuruh anak buah untuk memasukan Abdullah bin
Hudzafah kedalam air mendidih bercampur minyak.
Berikutnya yang
terjadi membuat semua orang terkejut, Abdullah bin Hudzafah akhirnya menangis.
Salah satu anak buah Raja melapor tentang keadaan Abdullah bin Hudzafah.
“Sungguh
mengagumkan, apa yang membuatmu menangis? apakah berubah pikiran dan akan
keluar dari agamamu?
“Tidak! Demi
Allah.” Jawab Abdullah bin Hudzafah. “Aku menangis karena berfikir bahwa akan
segera bertemu dengan Allah SWT. Padahal aku berharap memiliki nyawa sebanyak
rambut yang ada ditubuhku, sehingga nyawaku akan tercabut satu per satu seiring
perjuangan di jalan Allah SWT.”
Sungguh mulia
harapan Abdullah bin Hudzafah, apakah diantara kita sebagai umat muslim sudah
berjuang dijalan Allah SWT? Apakah nyawa
yang dimiliki sudah membawa tubuh kejalan kebenaran? Atau apakah justru membawa
kedalam kesesatan?
0 comments:
Post a Comment