Ketika adzan
berkumandang tanda waktu shalat telah tiba. Berbondong-bondong orang menuju
masjid, ada yang datang dengan berjalan kaki, ada juga yang datang mengendarai
kendaraan bermotor. Banyaknya masjid yang berdiri memudahkan umat muslim
mendatangi masjid guna melaksanakan shalat berjama’ah.
Para pedagang di
kota Makkah ketika mendengar adzan, maka mereka akan bergegas meninggalkan
dagangannya. Bersama-sama menuju masjid untuk melaksanakan shalat berjama’ah.
Rasulullah Saw
bersabda:
“Pulanglah dan
beradalah kalian di tengah-tengah mereka, ajarilah mereka dan shalatlah kalian.
Ketika tiba waktu shalat, maka hendaknya salah satu di antara kalian melakukan
adzan dan sebaiknya yang paling tua di antara kalian menjadi imam.” (HR. Bukhari).
Beberapa orang
menyepelekan shalat berjama’ah. Dengan alasan kesibukan banyak yang mendirikan
shalat sendirian di rumah, di kantor maupun di tempat kerja tanpa berjama’ah.
Panggilan adzan untuk segera mendatangai masjid tidak dihiraukan. Tugas maupun
pekerjaan dianggap lebih urgent.
Diriwayatkan oleh
Imam Muslim, Abu Hurairah r.a berkata: “Datang kepada Nabi Saw seorang yang
buta matanya lalu dia berkata: ‘Wahai Rasulullah! Sungguh aku tidak menemukan
orang yang akan menuntunku ke masjid’”.
Seorang buta
tersebut meminta kepada Rasulullah untuk memberi keringanan guna melaksanakan
shalat di rumah. Ketika orang tersebut berpaling, beliau memanggilnya kembali: “Apakah
engkau mendengar panggilan shalat (adzan)?”. Dia menjawab: “Ya.”
Beliaupun
bersabda: “Aku wajibkan (datang ke masjid).”
Ketika Rasulullah
mewajibkan orang buta mendatangi masjid, artinya bagi seorang muslim tanpa
udzur maka bagi dirinya wajib mendatangi masjid untuk melaksanakan shalat
berjama’ah.
Allah Swt berfirman:
“Sesungguhnya
Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka
kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami
kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Yaasiin:
12).
Perjalanan menuju
masjid untuk melaksanakan shalat berjama’ah lebih utama dengan berjalan kaki.
Karena pahala setiap langkah menuju tempat ibadah akan dihitung sejak keluar
dari rumah. Bahkan para malaikat berlomba untuk mencatat setiap pahala umat
muslim yang menuju ke masjid.
Ketika masa
Rasulullah hijrah di Madinah, Bani Salimah yang menetap di pinggir Madinah,
mereka berpindah tempat menuju lokasi yang terdekat dengan masjid. Hal ini dilakukan
agar memudahkan mendatangi masjid untuk shalat berjama’ah.
Maka Rasulullah
bersabda: “Sesungguhnya jejak-jejak kaki kalian akan dicatat, maka janganlah
kalian berpindah.” (HR. At Tirmidzi).
Hadist diatas
menjelaskan bahwa seorang muslim tidak perlu berpindah tempat yang dekat dengan
masjid, karena tiap langkah yang dari jauh menuju ke masjid akan dihitung.
Setiap perjuangan mendatangi shalat berjama’ah akan dicatat oleh para malaikat.
Dalam kisah yang
lain pada masa Rasulullah, diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ubay ibn Ka’ab
r.a. bahwa ada seorang laki-laki dari kalangan Anshar yang tidak pernah
terlambat shalat berjama’ah. Laki-laki tersebut tidak suka rumahnya dekat
dengan masjid.
Laki-laki
tersebut berkata kepada Baginda Rasulullah Saw: “Aku tidak suka rumahku
berada di dekat masjid, aku ingin langkah kakiku ke masjid dicatat, begitu juga
langkah kakiku ketika aku kembali kepada keluargaku.”
Maka Rasulullah
Saw bersabda: “Allah telah mengumpulkan padamu iu semua.”
Pahala yang
dicatat bukan saja dari langkah saat berjalan menuju masjid, tetapi langkah
saat pulang dari masjid dan sampai dirumah juga dicatat sebagai sebuah amalan.
Beruntunglah apabila rumahnya jauh dari masjid dan mampu melaksanakan shalat
berjama’ah.
Imam Ahmad
meriwayatkan, Abdullah ibn ‘Umar r.a berkata: “Rasulullah Saw bersabda: ‘Barangsiapa
pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat berjama’ah maka satu langkah kakinya
akan menghapus satu keburukan, dan satu
langkah kakinya akan mencatat kebaikan, baik ketika berangkat maupun pulang.’”
Keutamaan lain
dari mendatangi shalat berjama’ah adalah mampu menghapus keburukan dari setiap
langkah yang digerakan menuju shalat berjama’ah. Dosa yang pernah dikerjakan
akan mulai berkurang dengan banyaknya langkah menuju shalat berjamaah.
Selain menghapus
keburukan, keutamaan dari langkah menuju shalat berjama’ah adalah mampu
mengangkat derajat bagi pelakunya. Derajat yang
mengalami kenaikan bukan hanya di hadapan Allah, tetapi juga dimata
kalangan masyarakat.
Langkah menuju
shalat berjama’ah juga akan mendapatkan jaminan dari Allah Swt. Rasulullah Saw
bersabda:
“Tiga orang yang
semuanya dijamin oleh Allah Swt. Pertama, seorang yang berperang dijalan Allah,
maka dia dijamin oleh Allah sampai dia meninggal lalu dimasukan di surga atau
dia puang dari perang mendapatkan pahala dan ghanimah. Kedua, seorang yang
pergi ke masjid, maka dia dijamin oleh Allah sampai dia meninggal lalu
dimasukan di surga. Ketiga, seorang yang masuk rumahnya dengan mengucapkan
salam, maka dia dijamin oleh Allah Swt.” (HR. Abu Dawud).
Amatlah beruntung
bila mendapatkan jaminan dari Allah Swt, karena hanya Dia yang Maha Kuasa
memberikan jaminan yang pasti. Allah bukanlah seperti manusia yang sering
ingkar tapi janji-Nya adalah pasti.
terimakasih arikelnya sangat lengkap, memang sangat benar saat kita berjalan ke masjid saat jam sholat tiba untuk melaksanakan sholat berjamaah, pahala besar sudah mengiring langkah kita.
ReplyDelete