Sujud adalah sebuah gerakan
membungkuk meletakan kening dan hidung, kedua telapak tangan, kedua lutut dan
kedua telapak kaki kebagian tanah, alas atau lantai. Sujud secara bahasa
berarti tunduk, merendahkan dan cenderung. Sedangkan makna sujud adalah
merendahkan hati dengan penuh kepatuhan, merasakan kebesaran-Nya, sebagai tanda
bersyukur dan berserah diri segala tindakan merupakan kehendak-Nya.
Allah SWT berfirman:
“…Dan bersujudlah serta
dekatkanlah (dirimu kepada Alloh)” (QS. Al-‘Alaq:19)
Rasululloh SAW bersabda:
“Sedekat-dekatnya seorang hamba
kepada Tuhannya adalah saat ia bersujud. Maka, saat kalian bersujud,
perbanyaklah doa” (HR. Muslim, Baihaqi dan Abu Uwanah).
Sujud adalah tindakan dimana manusia
sangat dekat dengan pencipta-Nya. Pada saat sujud doa cepat dikabulkan, ampunan
diberikan dan mampu mengangkat derajat manusia. Dengan sering bersujud maka
akan sering pula mengingat akhirat.
Kehidupan akhirat adalah dimana
setiap manusia akan melewati fase ini. Segala tindakan didunia akan diperhitungkan
diakhirat, serta memberi balasan sesuai dengan tindakan yang dilakukan. Manusia
dianjurkan memperbanyak sujud agar selamat dari api neraka. Hal ini sesuai
dengan sabda
Rasululloh SAW:
“Jika Alloh ingin memberikan
rahmat-Nya kepada ahli neraka, Alloh akan memerintahkan para malaikat untuk
mengeluarkan ahli neraka yang pernah beribadah kepada-Nya. Mereka dapat
diketahui dari bekas sujud di keningnya. Alloh juga mengharamkan neraka
menjilat tanda bekas sujud sehingga mereka pun akan dikeluarkan dari neraka.
Sesungguhnya semua mansia dapat dijilat api neraka kecuali bekas sujud”. (HR.
Bukhari dan Muslim).
Sungguh sangat utama sujud seseorang
sehingga menghindarkan dirinya dari api neraka. Didalam neraka bahan bakarnya
adalah manusia dan batu yang apinya tidak pernah padam. Panas api neraka jauh
lebih panas dibandingkan api yang ada di bumi sekarang. Tentunya sangat mudah
untuk membakar para penghuni neraka. Atas kebesaran Alloh, api neraka tidak
akan mampu membakar bekas sujud seseorang. Bahkan Alloh mengharamkan neraka
untuk menjilat bekas sujud yang dikerjakan seseorang kala di dunia.
Ketika bersujud manusia merasa bahwa
dirinya adalah makhluk ciptaan-Nya, mengetahui bahwa begitu besar anugerah yang
diberikan berupa kenikmatan. Tidak terhitung dan begitu luas rahmat yang
diberikan sehingga manusia tidak akan mampu menghitung, dengan bersyukur
sebagai tanda terima kasih manusia akan merasakan nikmat yang lebih.
Firman Alloh SWT:
“Apakah kamu tiada mengetahui,
bahwa kepada Alloh bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan,
bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian
besar daripada manusia?...” (QS. Al-Hajj: 18).
Hal ini menandakan bahwa tidak hanya manusia saja yang bersujud
kepada-Nya. Akan tetapi tidak semua manusia bersujud dan menjalankan ibadah
sesuai dengan yang diajarkan. Tidak jarang manusia justru berlaku sombong
diatas muka bumi. Manusia merasa bahwa dirinya adalah makhluk yang memiliki
kekuasaan untuk melakukan sekehendak hati. Kerusakan yang dibuat manusia
membuat kerugian baik kepada sesama manusia maupun terhadap makhluk hidup lain
dan lingkungan.
Menurut pelaksanaannya sujud ada
beberapa macam, yakni:
Sujud syukur
adalah sujud sebagai tanda terima kasih kepada Alloh SWT atas kabar gembira
atau kebahagiaan yang dirasakan, maupun atas keuntungan yang diperoleh. Firman
Alloh SWT:
“Karena itu,
ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah
kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku” (QS. Al Baqarah:
152).
Sujud syukur
dalam pelaksanaannya dikerjakan sekali sujud, berbeda dengan ketika mendirikan
shalat, sujud syukur tidak diwajibkan wudhu terlebih dahulu. Namun ketika lebih
baik dalam keadaan suci, baik badan maupun tempat sujud.
Sujud sahwi
adalah sujud yang dilakukan karena lupa ketika mendirikan shalat, baik
kelebihan gerakan shalat atau terjadi kekurangan dalam pelaksanaannya.
Rasululloh SAW bersabda:
“Apabila
seseorang diantara kalian syak (ragu-ragu) di dalam shalatnya, yaitu ia tidak
tahu apakah telah shalat tiga atau empat rakaat, maka kendaklah ia buang yang
syak (raagu-ragu) dan kerjakan mana yang ia yakini, kemudian hendaklah ia sujud
dua kali sebelum salam” (HR. Muslim).
Dalam
pelaksanaanya ketika seseorang merasa ragu atau lupa dengan rakaat yang telah
dikerjakan, hendaknya segera
melaksanakan sujud sahwi dua kali gerakan sujud sebelum salam.
c. 3. Sujud Tilawah
Sujud tilawah
adalah sujud yang dikerjakan ketika membaca atau mendengar ayat sajdah. Maksud
dari ayat sadjah yaitu ayat-ayat tertentu dalam Al-qur’an. Ayat sadjah sendiri
terdiri dari ayat dari beberapa surat, antara lain: QS. Al-A’raf ayat 206, QS.
Ar-Ra’ad ayat 15, QS. An-Nahl ayat 50, QS. Al-Isra’ ayat 109, QS. Maryam ayat
58, QS. Hajj ayat 18 dan 77, QS. Al-Furqan ayat 60, QS. As-Sajdah ayat 15, QS.
Fussilat ayat 38, QS. An-Najm ayat 62, QS. Al-Insiqaq ayat 21, QS. Al-‘Alaq
ayat 19 dan QS. Sad ayat 24 namun menurut mazhab hambali dan mazhab syafi’i
tidak termasuk ayat sajdah, akan tetapi disunnahkan untuk sujud syukur bila
dibacakan.
Dari ‘Amr bin
‘Ash: “bahwasanya Rasululloh SAW telah mengajarkan lima belas (ayat) sujud
di dalam Al-Qur’an. Tiga dari padanya di surat yang pendek-pendek, dan dua di
surat Al-Hajj” (HR. Abu Dawud).
Telah berkata
Umar, “Hai manusia, kita melewati ayat sujud. Barang siapa bersujud, ia
mendapat pahala dan barang siapa tidak bersujud, ia tidak berdosa” (HR.
Bukhari).
Dalam
pengerjaannya sujud tilawah dilakukan dengan sekali sujud, sedangkan ketika
yang membaca ayat itu tidak sujud maka disunahkan
tidak sujud. Sujud tilawah dilakukan ketika yang membaca bersujud meskipun saat
mengerjakan shalat.
0 comments:
Post a Comment