Tuesday, April 12, 2016

Amal Ibadah


Manusia hidup di dunia memiliki beberapa tujuan. Ada manusia yang mencari tujuan kehidupan dunia, ada manusia yang mencari kehidupan akhirat dan ada manusia yang menjadikan dunia serta akhirat menjadi tujuan hidupnya.
Jika seorang manusia hidup di dunia menjadikan keduniaan menjadi tujuan hidupnya, cukuplah ia mengejar segala kebutuhan dunia yang bersifat lahiriah. Pemenuhan akan nafsu kekuasaan, jabatan, kekayaan serta kebutuhan lahiriah lain yang mampu menggerakan setiap manusia melupakan dua ketentuan, yakni halal dan haram.
Manusia yang menjadikan dunia jalan hidupnya, berlomba-lomba mendapatkan kebutuhan pribadi. Nafsu menggiring manusia dan melecutkan tenaga guna meraih keinginan duniawi, tapi sungguh malang dan rugi bahwa ia telah lalai dengan tujuan akhirat yang kekal nan abadi.
Allah berfirman:
"Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui." (QS. Al-Ankabut: 64)
Ketika manusia yang kedua menjadikan akhirat sebagai tujuan hidupnya, jelaslah bahwa dirinya membutuhkan bekal yang mencukupi agar selamat di akhirat. Bekal yang diperlukan sudahlah sangat jelas, yakni amal ibadah.
Seperti manusia yang menjadikan dunia sebagai tujuan hidupnya, bersemangat memenuhi kebutuhan dunia tergerakan oleh nafsu. Begitu pula manusia yang menjadikan akhirat sebagai tujuan hidupnya di dunia, tentu harus mencari bekal amal ibadah dengan bersemangat pula.
Rasulullah SAW bersabda:
Aku bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang amal-amal yang paling utama dan dicintai Allah ? Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, Pertama shalat pada waktunya (dalam riwayat lain disebutkan shalat di awal waktunya), kedua berbakti kepada kedua orang tua, ketiga jihad di jalan Allah”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Sesuai dengan petunjuk Rasulullah SAW yang kita ikuti tata cara hidupnya, telah dijelaskan bahwa diantara banyak ladang amal ibadah yang bisa dilakukan, Beliau memerintahkan umatnya untuk mengerjakan shalat tepat waktu, berbuat baik kepada orang tua dan berjihad dijalan Allah.
a.       Shalat tepat waktu
Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda :
Seandainya orang-orang mengetahui pahala azan dan barisan (shaf) pertama, lalu mereka tidak akan memperolehnya kecuali dengan ikut undian, niscaya mereka akan berundi. Dan seandainya mereka mengetahui pahala menyegerakan shalat pada awal waktu, niscaya mereka akan berlomba-lomba melaksanakannya. Dan seandainya mereka mengetahui pahala shalat Isya dan Subuh, niscaya mereka akan mendatanginya meskipun dengan jalan merangkak.” (HR. Bukhari).
Shalat tepat waktu memiliki banyak keutamaan, salah satu contohnya dengan mengerjakan shalat tepat waktu akan membuat pribadi yang disiplin. Kehidupan yang dijalani penuh dengan tanggung jawab. Bukan perkara mudah membuat orang berperilaku disiplin, namun dengan berlatih shalat tepat waktu akan mempengaruhi kehidupannya menjadi disiplin.
b.      Berbuat baik kepada orang tua
Allah SWT berfirman:
Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu memperekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.” (QS. An-Nisa: 36)
Rasulullah SAW bersabda:
“Ridla Allah tergantung kepada keridlaan orang tua dan murka Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua” (HR. Bukhari, Ibnu Hibban, Tirmidzi, Hakim)
Sungguh besar jasa kedua orang yang berjuang demi membahagiakan anak. Segala perjuangan orang tua tidak dapat diukur maupun dinilai, sehingga seorang anak wajib berbakti kepada kedua orang tuanya.
Orang tua bukan hanya kedua orang kandung kita dirumah, tapi guru, ustad, dosen maupun pengajar lain yang memberikan ilmunya juga merupakan orang tua yang wajib dihormati dan ditaati.
Rasulullah SAW bersabda : “Kelebihan orang alim (ulama) atas ahli ibadah seperti kelebihanku atas orang yang paling rendah di antara kamu. Kemudian Baginda besabda lagi : Sesungguhnya para malaikat dan penduduk langit dan bumi hingga semut dalam lubangnya serta ikan bersalawat (berdoa) untuk orang-orang yang mengajar kebaikan kepada manusia” (HR. Imam Tirmidzi).
c.       Berjihad dijalan Allah
Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 218)
Di Indonesia sendiri berjihad sering diidentikan dengan terorisme, penafsiran tentang jihad masih berbeda-beda. Berjihad sama dengan menegakkan agama Allah, tetapi bukan berarti harus berbuat kerusakan.
Allah SWT berfirman:
Dan bila dikatakan kepada mereka: ‘Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi.’ Mereka menjawab: “Sessungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.” (QS. Al-Baqarah: 11)

Amal ibadah yang dikerjakan bukan hanya shalat tepat waktu, berbakti kepada orang tua dan berjihad dijalan Allah. Masih banyak lagi cara mengerjakan amal ibadah yang mendatangkan kemanfaatan baik kehidupan di dunia maupun akhirat, contohnya puasa, tolong-menolong dalam kebaikan, sedekah dan lain sebagainya.