Manusia
hidup di dunia memiliki beberapa tujuan. Ada manusia yang mencari tujuan
kehidupan dunia, ada manusia yang mencari kehidupan akhirat dan ada manusia
yang menjadikan dunia serta akhirat menjadi tujuan hidupnya.
Jika
seorang manusia hidup di dunia menjadikan keduniaan menjadi tujuan hidupnya,
cukuplah ia mengejar segala kebutuhan dunia yang bersifat lahiriah. Pemenuhan
akan nafsu kekuasaan, jabatan, kekayaan serta kebutuhan lahiriah lain yang
mampu menggerakan setiap manusia melupakan dua ketentuan, yakni halal dan
haram.
Manusia
yang menjadikan dunia jalan hidupnya, berlomba-lomba mendapatkan kebutuhan
pribadi. Nafsu menggiring manusia dan melecutkan tenaga guna meraih keinginan
duniawi, tapi sungguh malang dan rugi bahwa ia telah lalai dengan tujuan
akhirat yang kekal nan abadi.
Allah berfirman:
"Dan
tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan
sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui."
(QS. Al-Ankabut: 64)
Ketika manusia yang
kedua menjadikan akhirat sebagai tujuan hidupnya, jelaslah bahwa dirinya
membutuhkan bekal yang mencukupi agar selamat di akhirat. Bekal yang diperlukan
sudahlah sangat jelas, yakni amal ibadah.
Seperti manusia
yang menjadikan dunia sebagai tujuan hidupnya, bersemangat memenuhi kebutuhan
dunia tergerakan oleh nafsu. Begitu pula
manusia yang menjadikan akhirat sebagai tujuan hidupnya di dunia, tentu harus
mencari bekal amal ibadah dengan bersemangat pula.
Rasulullah SAW bersabda:
“Aku bertanya kepada Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam tentang amal-amal yang paling utama dan dicintai Allah ? Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, Pertama shalat pada waktunya (dalam
riwayat lain disebutkan shalat di awal waktunya), kedua berbakti kepada kedua
orang tua, ketiga jihad di jalan Allah”. (HR.
Bukhari dan Muslim)
Sesuai dengan
petunjuk Rasulullah SAW yang kita ikuti tata cara hidupnya, telah dijelaskan
bahwa diantara banyak ladang amal ibadah yang bisa dilakukan, Beliau
memerintahkan umatnya untuk mengerjakan shalat tepat waktu, berbuat baik kepada
orang tua dan berjihad dijalan Allah.
a.
Shalat tepat waktu
Dari Abu
Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda :
“Seandainya
orang-orang mengetahui pahala azan dan barisan (shaf) pertama, lalu mereka
tidak akan memperolehnya kecuali dengan ikut undian, niscaya mereka akan
berundi. Dan seandainya mereka mengetahui pahala menyegerakan shalat pada awal
waktu, niscaya mereka akan berlomba-lomba melaksanakannya. Dan seandainya
mereka mengetahui pahala shalat Isya dan Subuh, niscaya mereka akan
mendatanginya meskipun dengan jalan merangkak.” (HR. Bukhari).
Shalat tepat
waktu memiliki banyak keutamaan, salah satu contohnya dengan mengerjakan shalat
tepat waktu akan membuat pribadi yang disiplin. Kehidupan yang dijalani penuh
dengan tanggung jawab. Bukan perkara mudah membuat orang berperilaku disiplin,
namun dengan berlatih shalat tepat waktu akan mempengaruhi kehidupannya menjadi
disiplin.
b.
Berbuat baik
kepada orang tua
Allah SWT berfirman:
“Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu memperekutukan-Nya dengan sesuatu
apapun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak
yatim, orang-orang miskin. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan
membanggakan diri.” (QS. An-Nisa: 36)
Rasulullah SAW bersabda:
“Ridla Allah tergantung
kepada keridlaan orang tua dan murka Allah tergantung kepada kemurkaan orang
tua” (HR. Bukhari, Ibnu Hibban, Tirmidzi, Hakim)
Sungguh besar
jasa kedua orang yang berjuang demi membahagiakan anak. Segala perjuangan orang
tua tidak dapat diukur maupun dinilai, sehingga seorang anak wajib berbakti
kepada kedua orang tuanya.
Orang tua
bukan hanya kedua orang kandung kita dirumah, tapi guru, ustad, dosen maupun
pengajar lain yang memberikan ilmunya juga merupakan orang tua yang wajib
dihormati dan ditaati.
Rasulullah SAW bersabda : “Kelebihan orang alim (ulama) atas ahli
ibadah seperti kelebihanku atas orang yang paling rendah di antara kamu.
Kemudian Baginda besabda lagi : Sesungguhnya para malaikat dan penduduk langit
dan bumi hingga semut dalam lubangnya serta ikan bersalawat (berdoa) untuk
orang-orang yang mengajar kebaikan kepada manusia” (HR. Imam Tirmidzi).
c.
Berjihad dijalan Allah
Allah SWT
berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman,
orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan
rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 218)
Di Indonesia
sendiri berjihad sering diidentikan dengan terorisme, penafsiran tentang jihad
masih berbeda-beda. Berjihad sama dengan menegakkan agama Allah, tetapi bukan
berarti harus berbuat kerusakan.
Allah SWT
berfirman:
“Dan bila
dikatakan kepada mereka: ‘Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi.’
Mereka menjawab: “Sessungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.”
(QS. Al-Baqarah: 11)
Amal ibadah
yang dikerjakan bukan hanya shalat tepat waktu, berbakti kepada orang tua dan
berjihad dijalan Allah. Masih banyak lagi cara mengerjakan amal ibadah yang
mendatangkan kemanfaatan baik kehidupan di dunia maupun akhirat, contohnya
puasa, tolong-menolong dalam kebaikan, sedekah dan lain sebagainya.
0 comments:
Post a Comment