Thursday, August 11, 2016

Kelahiran Bayi


Sejatinya kelahiran bayi paling dinanti-nanti oleh pasangan baru. Tangis pertama yang terdengar di dunia mampu membuat senyum sanak saudara. Dalam kelahiran bayi ada beberapa hikmah yang dapat dipetik oleh orang tua atau kita (pembaca). Diantaramya sebagai berikut:
1.      Tidak bisa dan tidak punya apa-apa
Kelahiran bayi menyadarkan kita bahwa dulu berasal dari bayi yang belum bisa apa-apa. Seperti hukum keseimbangan, yang dulu tidak ada menjadi ada, sedangkan yang sekarang ada mungkin sedetik berikutnya telah tiada. Sebagai contoh, bahwa dulu ketika masih bayi, kita belum bisa apa-apa, sedangkan bertambahnya umur merubah bayi menjadi anak, remaja, dewasa dan tua. Tentu dengan bertambahnya umur manusia menjadi bertambah juga kemampuan yang dimiliki. Kembali kehukum keseimbangan tadi, manusia yang sudah tua pun akan kembali menjadi seperti bayi (pikun).
Amat penting bahwa dengan usia yang sekarang kita miliki (kemampuan) dengan bukti bisa membaca tulisan ini, berarti kita sudah melewati banyak hal dan memperoleh kemampuan dan pengetahuan yang baru. Sebelum kemampuan dan pengetahuan hilang, lebih baik kita isi kehidupan yang lebih bermakna (kebaikan).
2.      Terlahir sebagai anak manusia
Tidak ada bayi yang lahir dari batu atau dari pohon, bayi lahir dari rahim seorang ibu. Tentu dengan proses yang panjang sampai bayi itu lahit, dimulai dari setetes air (mani), berubah menjadi segumpal darah, terbentuk tulang, daging yang membungkus tulang dan ditiupkan ruh kepada calon bayi tersebut.
Dalam peniupan ruh ditetapkan empat hal: umur, susah senang, rejeki dan jodoh. Ketika bayi ini lahir akan dalam keadaan fitrah, tidak ada satu bayipun yang lahir langsung menanggung dosa. Sebelum mencapai usia baligh, anak tersebut masih dalam keadaan suci. Orang tuanyalah yang akan menjadikan bayi tersebut seperti apa.

Seorang bayi tak dilahirkan ke dunia ini melainkan ia berada dalam kesucian. Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan membuatnya menjadi yahudi, nasrani ataupun majusi.” (HR. Muslim)
Categories:

0 comments:

Post a Comment