Berdasarkan data dari
Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Agustus tahun 2015, angkatan kerja Indonesia pada Agustus 2015 sebanyak
122,4 juta orang. Angka ini bila dilihat dari jumlah penduduk
Indonesia masih tergolong tinggi. Sulitnya mencari lapangan pekerjaan menjadi
alasan banyak pengangguran.
Peran orang tua untuk masa depan anak
sangat dibutuhkan, tidak serta merta membiayai segala kebutuhan dan membiarkan
anak memilih jalan hidupnya. Tetapi orang tua juga mengarahkan dan memberi
masukan kepada anak terkait jalan hidup yang dipilih.
Semakin tingginya angka pengangguran, maka
wirausaha menjadi jalan keluar yang tepat bagi masa depan anak. Sebagai langkah
menumbuhkan jiwa wirausaha, tentu dengan melakukan berbagai cara diantaranya
berikut:
1. Tidak membebani anak dengan cita-cita di
masa kecil
Saat anak TK atau SD tingkat awal akan ditanya oleh
guru terkait cita-cita, sebagian besar dengan kompak akan menjawab untuk
menjadi: dokter, presiden, tentara, polisi atau guru. Jawaban tersebut seakan
sudah menjadi idiom bahwa yang namanya pekerjaan meliputi beberapa profesi yang
telah disebutkan sebelumnya.
2. Merubah pola pikir anak
Beberapa profesi yang disebutkan diatas sudah mendarah
daging bagi masyarakat Indonesia, bahwa pekerjaan yang memiliki “pandangan
lebih” adalah profesi tersebut. Merubah pola pikir anak dan masyarakat amat
lebih penting. Karena dengan menjadi wirausahawan bisa bermanfaat bagi orang
lain dengan cara memperkerjakan pada bidang usaha yang dijalani.
3. Menyalurkan bakat dan menggali potensi
Bakat anak akan muncul seiring pertumbuhan dari masa
kanak-kanak. Ketika bakat belum muncul atau nampak, sebagai orang tua alangkah
baiknya menggali potensi anak tersebut. Dengan mengetahui bakat dan potensi
anak, orang tua bisa mengarahkan kedalam kegiatan yang mendukung.
4. Memberikan pelatihan atau contoh
Perilaku anak cenderung meniru apa yang ada
disekitarnya, memberikan pelatihan dan contoh berwirausaha akan menjadikan
sebuah pelajaran berharga bagi anak. Ketika masa liburan tiba, bisa membawa
anak mengunjungi sentra usaha atau industri.
5. Tidak menghakimi ketika gagal
Walaupun segala pelajaran dan pengalaman diberikan
belum tentu usaha yang dijalankan akan langsung berkembang, bisa jadi malah
menemui kegagalan. Ketika anak mengalami kegagalan, sebagai orang tua tidak
boleh langsung menghakimi. Tindakan yang dilakukan adalah menganalisa bersama
permasalahan yang menyebabkan kegagalan dan memberikan bantuan jalan keluar.
6. Tidak menjadikan uang sebagai tujuan hidup
Orang hidup memang membutuhkan uang tetapi tidak
selamanya uang menjadi puncak tertinggi bagi kehidupan. Merubah pola pikir
bahwa uang sebagai tujuan hidup harus segera dihapus. Menjadikan uang sebagai
salah satu alat yang digunakan dalam kehidupan akan lebih baik karena tidak
akan “mendewakan” uang. Pun begitu masih banyak orang tua yang lebih merasa
bangga anaknya kaya raya berlinangkan harta tanpa tahu bagaimana cara
memperolehnya dibandingkan anaknya berguna dan bermanfaat bagi masyakat dalam
hal kebenaran.
0 comments:
Post a Comment