Kemaksiatan merupakan jala yang ditebar
oleh iblis untuk menggoda manusia masuk dalam jeratannya. Umpan yang digunakan
adalah kenikmatan sesaat di dunia. Tatkala manusia sudah terbujuk rayuan iblis
dan menjauh dari keimanan, maka ketersesatan manusia dalam lembah hina semakin
terbuka.
Bujukan dan rayuan iblis lebih menggoda
dari pada mempertahankan keimanan. Segala hal kenikmatan yang bertentangan
dengan agama membuat pelakunya nyaman didalamnya. Sedangkan keimanan akan
identik dengan hal yang berat, hal ini disebabkan karena tingkat keimanan
seseorang masih rendah.
Sebagai contoh saat sepertiga malam,
seseorang akan lebih menikmati tidurnya daripada bangun tidur untuk mengerjakan
shalat malam. Hal ini terjadi karena seseorang belum merasakan nikmatnya shalat
malam.
Lantas bagaimana ketika manusia mengikuti
bujukan dan rayuan iblis?
Sebagaimana dalam firman Allah Swt berikut
ini:
“Dan berkatalah setan tatkala perkara
(hisab) telah diselesaikan: ‘Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu
janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku
menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan
(sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu
janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku
sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat
menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku
(dengan Allah) sejak dahulu.’ Sesungguhnya orang-orang zalim itu mendapat
sikasaan yang pedih.” (QS. Ibrahim: 22).
Sungguh nyata bahwa janji iblis itu hanya
palsu. Iblis membisikan dan merayu manusia untuk bersekutu dengannya agar kelak
bersama-sama tinggal di neraka. Kerugian didapatkan manusia yang membuat
perjanjian dengan iblis, serta yang mengikuti langkah-langkah iblis.
Beberapa di daerah kota kecil masih sering
ditemui beberapa masyarakat mendatangi tempat-tempat yang dianggap keramat.
Tempat yang diyakini mampu memberi bantuan berupa solusi mendapatkan kekayaan,
jabatan, jodoh maupun kepentingan lain, ramai didatangi banyak orang. Terlebih
disaat ekonomi masyarakat sedang terpuruk.
Jelas sudah kondisi seperti ini merupakan
bagian dari perbuatan mendekatkan diri kepda iblis. Perlu cara agar diri setiap
masing-masing pribadi terhindar dari bujuk rayu iblis. Berikut ini beberapa
cara agar kita terhidar dari bujuk rayu iblis:
1. Memperbanyak dzikir (mengingat Allah)
2. Mengerjakan shalat wajib tepat waktu dan
mengerjakan shalat sunat yang menyertainya
3. Makan dari hasil mencari rejeki dengan cara
yang halal
4. Membaca Al-quran
5. Tidak tergesa-gesa dalam melakukan setiap
urusan dan selalu berhati-hati
6. Mendengarkan hati nurani
7. Menjalankan puasa wajib maupun sunah
8. Tidak mendatangi tempat yang mengundang
atau menyediakan maksiat
9. Selalu dalam keadaan suci (berwudhu)
10. Menjaga pandangan terhadap lawan jenis
0 comments:
Post a Comment