Wednesday, May 20, 2015

Transaksi Jual Beli yang di Berkahi Allah SWT



Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya seseorang di antara kamu mencari seikat kayu bakar, lalu dipanggul di atas punggungnya itu lebh baik daripada meminta-minta kepada orang lain, ia diberi maupun ditolak.” (HR. Tirmidzi & Nasa’i).
Di era modern sekarang, transaksi jual beli dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. Kemajuan teknologi memudahkan antara penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli.
Media internet dimanfaatkan oleh para penjual untuk memasarkan barang dagangannya. Sedangkan para pekerja yang tidak memiliki banyak waktu lebih memilih online shop sebagai wadah untuk membeli barang yang diinginkan.
Transaksi melalui online shop tidak terbatas tempat dan waktu. Pada masa sebelum internet mengglobal, transaksi dilakukan ditempat nyata, seperti pasar, toko maupun pusat jual beli (mall, supermarket dll). Artinya disini antara penjual dan pembeli bertemu langsung secara tatap muka.
Maraknya transaksi jual beli dengan tersedianya online shop, membuat seseorang membeli bisa dilakukan kapan saja, baik pagi hari maupun tengah malam. Kemajuan teknologi memudahkan bagi penjual maupun pembeli, dengan seringnya aktivitas jual beli yang dilakukan, bagaimanakah agar transaksi tersebut diberkahi?
a.    Berorientasi pada keuntungan dunia dan akhirat
Rasulullah SAW bersabda:
Hindarilah keinginan-keinginan duniawi semampu kalian, karena barangsiapa yang menjadikan keinginan terbesarnya adalah dunia, maka Allah akan menelantarkannya, dan menjadikan kefakiran di hadapannya. Dan barangsiapa menjadikan keinginan terbesarnya adalah akhirat, maka Allah akan mengumpulkan kebaikan dalam urusan-urusannya, dan ia akan menjadikan kekayaan di dalam hatinya. Dan tidaklah seseorang yang menyerahkan hatinya kepada Allah, kecuali Allah akan menjadikan hati-hati orang yang beriman mengarah kepadanya dengan cinta dan kasih sayang. Dan Allah akan bersegera mendatangkan segala kebaikan baginya.” (HR. Thabrani).
b.    Menghindari dusta
Rasulullah SAW bersabda:
Dua orang yang melakukan jual beli memiliki hak pilih antara membatalkan atau melanjutkan transaksi selama mereka belum berpisah, jika mereka jujur dan menjelaskan aib barangnya, niscaya mereka berdua diberi barokah dalam jual belinya. Dan sebaliknya jika mereka menyembunyikan aib barangnya dan berdusta, niscaya barokah jual beli mereka dilenyapkan.” (HR. Muttafaqun’alaih).
c.    Menghidari penipuan
Dari Abu Hurairah ra, berkata: “Pada suatu hari Rasulullah SAW melewati seorang pedagang sedang menjual makanan, kemudian Beliau memasukan tanganya ke dalam tumpukan makanan itu. Ternyata makanan tersebut sudah dicampur, maka beliau bersabda, ‘Bukanlah dari golongan kami orang yang melakukan penipuan.’” (HR. Muslim & Tirmidzi).
d.    Menghindari riba
Allah SWT berfirman:
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak akan berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datangnya larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al Baqarah/2: 275).
e.    Memberi tangguhan atau keringanan
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda: “Pernah ada seorang pedagang yang memberi pinjaman kepada orang-orang. Maka apabila ia melihat orang yang kesulitan di antara mereka, ia berkata kepada para pemuda penagih hutangnya, ‘Hendaknya kalian memaafkan dia, mudah-mudahan Allah pun memaafkan kita’. Maka kemudian Allah memaafkannya.” (HR. Bukhari).
f.     Tidak malas dan tetap semangat
Rasulullah SAW bersabda:

Ya Allah berilah keberkahan kepada umatku pada apa yang mereka kerjakan di pagi hari.” (HR. Ibnu Majah & Tirmidzi).
Categories: ,

0 comments:

Post a Comment