Monday, November 24, 2014

Keutamaan Shalat


Umat Islam memiliki peribadatan yang wajib dijalankan, ibadah tersebut adalah shalat. Ibadah shalat wajib yang dijalankan umat Islam ada lima waktu, yaitu: subuh, dhuhur, ashar, magrib dan isya’. Perintah shalat lima waktu didapatkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam peristiwa Isra Mi’raj. Peristiwa isra’ mi’raj terjadi pada di Makkah sebelum hijrah ke Madinah. Dalam peristiwa ini Rasululloh mendapatkan perintah langsung dari Alloh SWT untuk mendirikan shalat lima waktu. Shalat yang dikerjakan mengarah ke kiblat, secara istilah arah yang tersebut merujuk ke suatu tempat dimana bangunan Ka’bah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi. (Departemen Agama RI, 2009:1)

Diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:
Shalat adalah Tiang Agama, barang siapa menegakkannya maka ia telah menegakkan agamanya dan barangsiapa yang merobohkannya, berarti ia telah merobohkan agamanya


Firman Alloh SWT:
Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’” (QS. Al Baqarah: 43)

Begitu penting ibadah shalat dalam bagi agama Islam yang mengharuskan seluruh pemeluknya untuk mendirikan ibadah tersebut. Keutuhan agama Islam ditentukan oleh shalat yang dijalankan. Ketika umat muslim mendirikan shalat, artinya mereka menjalankan perintah agama yang paling dasar dan utama. Andaikata perintah yang paling dasar dan utama ini tidak dijalankan, maka ibadah-ibadah lain bisa juga tidak dikerjakan. Shalat menentukan kadar keimanan seseorang, kualitas shalat berdampak terhadap ibadah lain yang dikerjakan.

Firman Alloh SWT:
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang beriman. (yaitu) orang-orang yang khusu’ dalam shalatnya” (QS. Al Mukminun: 1-2)

Ibnu Rajab menjelaskan bahwa khusu’ adalah kelembutan, ketenangan, ketentraman, kerendahan serta terbakarnya hati. Jika hati sudah dapat khusu’, seluruh anggota badan lainnyaakan mengikuti karena semua anggota tubuh akan mengikuti keadaan hati.

Shalat menjadi media penghubung bagi yang mengerjakan, pada saat  umat muslim mendirikan shalat, terjadilah kontak langsung antara manusia dengan Sang Penciptanya. Seseorang yang mengerjakan shalatnya dengan khusu’ akan merasakan kenikmatan dan memperoleh keberutungan, sedangkan shalat yang dikerjakan asal-asalan maka tidak akan merasakan kenikmatan yang diharapkan.

Menurut Syekh Ibnu Atho’illah asy-Syakandari dalam kitabnya al-Hikam, yaitu: “Nikmat itu meskipun beraneka bentuk warnanya hanya disebabkan oleh karena melihat dan dekat kepada Alloh, demikian pula siksa walau bagaimanapun aneka macamnya hanya karena terhijab dari Alloh, maka sebabnya siksa itu karena adanya hijab, dan sempurna nikmat itu ialah melihat Dzat Alloh Yang Mulia”. Kenikmatan puncaklah yang diharapkan umat muslim ketika di dunia maupun di akhirat.

Firman Alloh SWT:
Dirikanlah sholat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula sholat) subuh. Sesungguhnya sholat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)” (QS. Al Israa’: 78)

Sabda Nabi Muhammad SAW:
Tidak akan masuk neraka, orang yang melaksanakan shalat sebelum matahari terbit dan sebelum tenggelamnya” (HR. Muslim dan Ahmad)

Bagi pelakunya, shalat dapat menghindarkan manusia dari siksa neraka. Seseorang dijamin tidak akan masuk neraka, melainkan dimasukan kedalam surga. Secara konsisten mengerjakan shalat akan menghidarkan dari tindakan dari perbuatan negatif. Bahwasanya shalat mencegah perbuatan keji dan mungkar.

Shalat yang khusu’ memerlukan persiapan yang baik. Berbagai persiapan dilakukan untuk mendukung jalannya ibadah secara sempurna. Berikut adalah persiapan mendirikan shalat yang khusu:
1.   
  Bersiwak atau menggosok gigi

Siwak adalah salah satu sunah yang ditegaskan oleh Rasululloh yaitu mengharumkan mulut dan gigi pada saat wudhu dan sebelum shalat. Beliau bersabda:
Seandainya tidak akan memberatkan umatku maka (pasti) aku akan memerintahkan mereka untuk (senantiasa) bersiwak setiap kali mereka berwudhu” (HR. Bukhari dan Muslim).

2.      Mengenakan pakaian yang baik, bersih dan suci

Pakaian yang baik bukan berarti pakaian yang termahal dibuat oleh desainer terkenal. Namun pakaian yang baik adalah pakaian yang mampu menutupi aurat dan terhindar dari kotoran, selalu dalam keadaan bersih dan suci. Lebih utama pakaian juga diberi wewangian. Firman Alloh:
Wahai anak cucu Adam, pakailah pakaianmy yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebihan. Sungguh, Alloh tidak menyukai orang yang berlebihan” (QS. Al A’raf:31).

3.      Menutup aurat

Menutup aurat dengan baik dan sempurna dapat membantu shalat seseorang menjadi khusu’. Seluruh anggota tubuh dapat bergerak secara tepat, tidak ada kekhawatiran akan terbuka penutup aurat disebagian anggota tubuh.

4.      Menyingkirkan halangan dan gangguan

Tempat yang tenang dan tidak dipenuhi benda-benda perabotan dapat meningkatkan tingkat kekhusu’kan dalam shalat. Dianjurkan menggunakan tempat atau sajadah yang tidak bergambar dan warna-warni. Hal ini sesuai dengan sabda Rasululloh sebagai berikut:
Diriwayatkan bahwa pada suatu hari Rasululloh SAW shalat di atas sepotong kain yang memiliki beberapa gambar. Saat shalat beliau melihat gambar itu sekali. Setelah selesai shalat beliau berkata, ‘berikanlah kain ini kepada Abu Jaham dan berikan kepadaku kain keras miliknya yang tidak bergambar, karena kain bergambar telah mengganggu shalatku’” (HR. Bukhari dan Muslim).

5.      Menghilangkan pikiran duniawi

Kesibukan pekerjaan akan mengakibatkan seseorang menunda shalat, tidak jarang segala pikiran tentang pekerjaan terbawa saat mendirikan shalat. Tentunya hal ini akan mengurangi ke khusu’an shalat tersebut. Sebagaimana dalam hadist Qudsi yang diucapkan oleh Rasululloh:
Sesungguhnya Aku tergantung pada persangkaan hambaku dan Aku akan selalu bersamanya saat ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku ditengah-tengah keramaian orang, Aku mengingatnya di perkumpulan yang lebih baik bagi mereka. Jika ia mendekati-Ku satu jengkal, Aku akan mendekatinya satu hasta. Jika ia mendekati-Ku satu hasta, Aku akan mendekatinya satu depa. Jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan (santai), Aku akan mendatanginya dengan berlari” (HR. Ahmad, Baihaqi, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

6.      Memenuhi kebutuhan fisik

Tubuh manusia terdiri dari beberapa macam bagian, setiap bagian tubuh memerlukan kebutuhan yang berbeda. Kebutuhan tubuh muncul menjadi sebuah rasa dalam bentuk lapar, haus dan kantuk. Untuk menghindari gangguan yang datang dari tubuh yang dapat mengganggu shalat, alangkah baiknya kebutuhan tubuh dipenuhi terlebih dahulu, kecuali dalam kondisi puasa. Rasululloh SAW bersabda:
Tidaklah termasuk shalat, shalat yang didirikan saat makanan sudah dihidangkan atau saat kita menahan buang angin atau buang air” (HR. Muslim dan Ahmad).
Maksud hadist diatas adalah tidak diperkenankan shalat dalam kondisi menahan lapar ketika sedang tidak menjalankan ibadah berpuasa dan tidak diperkenankan pula shalat dengan menahan rasa ingin buang air. Andai demikian, sebaiknya mendirikan shalat kembali.

Shalat yang dikerjakan dengan khusu’ akan memberikan pengaruh positif bagi umat muslim, berikut adalah manfaat shalat yang dikerjakan secara khusu’:
1.      Memberikan ketenangan dalam hati dan berperilaku
2.      Selalu menjalankan amal kebaikan, terhindar dari kegiatan tercela
3.      Hidup menjadi lebih optimis, penuh gairah dan semangat
4.      Memiliki sifat tawadhu, yaitu sifat merasa rendah hati dan tidak sombong, menyadari semua kenikmatan berasal dari Alloh SWT.
5.      Menguatkan sikap disiplin
6.      Mencintai hidup bersih, suci, rapi dan indah
7.      Memudahkan konsentrasi




Categories: ,

0 comments:

Post a Comment