Andai ada orang bertanya, olahraga apa yang
banyak diminati masyarakat? Sebagian besar masyarakat pasti akan menjawab
sepakbola. Olahraga yang memainkan si kulit bundar untuk ditendang memasuki
gawang. Sepakbola merupakan olahraga tim, yang terdiri sebelas orang dari tiap
tim yang bertanding. Sering juga didengar kata lain penyebutan sepakbola adalah
kesebelasan, merujuk pada jumlah masing-masing tim.
Ada banyak klub di dunia, baik dalam bentuk
klub kecil, seperti kesebelasan yang tergabung dalam sebuah divisi lokal sampai
liga-liga yang sudah terkenal. Pertandingan yang banyak diminati masyarakat
adalah liga-liga di Eropa. Liga yang sudah dikelola secara professional,
mempertontonkan pertandingan yang menghibur.
Liga-liga di Eropa, pada umumnya
mempertontonkan pertandingan sepakbola setiap akhir pekan, baik sabtu maupun
minggu. Jadwal yang dibuat liga sudah mencari celah, dimana penonton bisa
melihat setiap pertandingan yang ditayangkan. Keuntungan yang didapat pihak
klub, sponsor, maupun pemilik hak siar sangat tinggi.
Liga yang sering ditayangkan di Indonesia
setiap akhir pekan meliputi liga Inggris (Barclays Premier League), liga Italia (seri A), liga
Spanyol (La Liga) sampai liga Jerman (Bundesliga). Klub di liga-liga Eropa ini
diisi pemain-pemain dengan gaji selangit, ambil contoh Wayne Rooney mendapatkan
tak kurang dari Rp. 5 milliar per pekan. Bila gaji Rooney selama sebulan
ke sekolah diberikan ke Indonesia cukup buat membayar yang pendidikan selama setahun
untuk tiga sekolah, bahkan lebih.
Untuk membayar gaji pemain yang begitu tinggi,
tentu klub harus memiliki dana yang melimpah. Dana yang dimiliki klub berasal
dari hak siar, tiket penonton, merchandise, sponsor sampai pada kegiatan
transfer pemain setiap tengah dan akhir musim. Klub berusaha mendapatkan dana
sebanyak-banyaknya untuk memperkuat skuad yang dimiliki. Sepakbola telah
menjadi industri yang menarik.
Disisi lain, ada cerita menarik dari klub-klub
Eropa disamping memiliki kekuatan finansial yang fantastis. Salah satu klub
tersebut bernama AC Milan, klub ini bermarkas di stadion San Siro yang berbagi
dengan klub sekotanya, Internazionale Milan. Bukan persaingan kedua klub yang
akan dibahas disini, melainkan cerita seorang fans AC Milan bernama Andrea.
Fans AC Milan biasa disebut dengan nama milanisti.
Andrea adalah milanisti sejati, meski usianya
baru menginjak angka 12 pada tahun 2003. Sang anak pengagum Paolo Maldini ini
mengidap leukemia. Penyakit yang tergolong kronis, hal ini membuat dokter yang
menangani dirinya sudah angkat tangan. Diharapkan Andrea menikmati sisa
hidupnya dengan bahagia.
Menjelang hari-hari terakhir di dunia, Andrea
memiliki satu permintaan. Bertemu dengan sang kapten AC Milan, yaitu Paolo
Maldini untuk melihat senyumannya. Permintaan sang bocah mendapat tanggapan dari
sang kapten. Selain membawa kostum kebanggaan AC Milan bernomer punggung 3,
Maldini juga membawa foto disertai tanda tangan dirinya mendatangi rumah sakit
yang merawat Andrea.
Namun segala yang dipersiapkan sang kapten
nampak sia-sia, Andrea sudah pergi untuk selamanya. Tindakan sang kapten
ternyata berakhir dengan keharuan. Sebelum meninggal, Andrea sudah menulis
pesan diselembar kertas kecil. Salah satu pesan ditujukan kepada sang kapten AC
Milan, berisikan “Saya sungguh tidak menyesal ketika saya tidak bisa melihat
senyum pengeran saya untuk yang terakhir kali, karena saya akan melihat
senyuman dia dari atas sana pada final Piala Champions mei nanti di Old
Trafford, sewaktu dia mengangkat tinggi-tinggi trofi itu”.
Pesan yang disampaikan Andrea menjadi pesan
yang amat mendalam bagi sang kapten, terlebih pesan yang disampaikan berikutnya
adalah “setelah scudetto sudah mustahil untuk direbut, tolong berjanjilah
kepada saya. Bawahlah trofi Liga Champions itu kembali ke kota Milan. Saya
memang sudah tidak ada lagi sekarang, tapi semangat dan dukungan saya akan
selalu ada di dalam diri kalian. Saya mendukung perjuangan kalian dari atas
sana.”
Apa yang terjadi berikutnya?
Setelah tiga bulan kepergian sang bocah
milanisti sejati, AC Milan berhasil mengalahkan Juventus di final dan membawa
piala Liga Champion, gelar juara ke-enam mereka, melalui adu pinalti. Maldini bersama Leonardo, Gatusso, Costacurta dan beberapa staf dari Milan
Foundation berziarah ke makam Andrea dengan membawa trofi Liga Champions ke
tempat peristirahatan terakhir.
Dengan santun Maldini mengatakan “Saya tentu
masih ingat kejadian itu. Saya hanya bisa menangis sewaktu melihat Andrea
dimakamkan dengan kostum kebesaran Rossonerri sambil memeluk boneka
beruang dan sebuah album berisi foto-foto kami. Waktu itu, saya telah bersumpah
untuk membawa Milan menjadi juara Champions. Saya juga sudah berjanji pada diri
saya sendiri dan Andrea, bahwa saya akan membawa trofi itu ke makam ini agar
Andrea bisa melihat dan juga merasakan gelar ini, Andrea telah menjadi bagian
dari tim ini.”
“Dialah pemain kedua belas yang memberi semangat
kepada kami, dan juga percaya bahwa kami akan melakukan yang terbaik. Kini, dia
bisa tersenyum bahagia di alam sana” lanjut sang kapten.
Suatu hal yang bisa di ambil dari AC Milan,
bahwa klub tidak hanya memasarkan dirinya guna mendapatkan finansial yang
tinggi, tetapi klub juga memberikan perhatian kepada penggemar meski usianya
masih kecil. Apa yang dilakukan klub, sebagai wujud perhatian atas kesetiaan
para penggemar.
Dimasa sekarang banyak aksi sosial yang
dilakukan pesepakbola lainnya, salah satunya kunjungan Cristiano Ronaldo ke
Indonesia untuk mendatangi bocah bernama Martunis. Seorang bocah yang hanyut
dibawa arus tsunami dengan memakai kostum nasional Portugal. Selain Ronaldo,
Martunis juga mendapatkan simpati dari pesepak bola top lain dari Portugal,
meliputi Luis Figo, Nuno Gomes, serta sang pelatih pada masa itu Luis Felipe
Scolari.
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteDan dari kisah ini anak saya pun dikasi nama ANDREA MILANO
ReplyDelete