Rokok sudah menjadi kebutuhan pokok sebagian masyarakat Indonesia.
Daun tembakau adalah bahan baku utama rokok. Dikenal sebagai tanaman yang
dibawa oleh penjajah, salah satu tanaman wajib tanam oleh penduduk pada masa
itu. Tembakau masih ditanam petani dibeberapa daerah, bahkan menjadi salah satu
tanaman unggulan disetiap masa tanam.
Dalam sejarahnya pada masa 1600-an, tembakau meraih popularitas di
dunia barat, terutama di Amerika dan Eropa, sedangkan kondisi terbalik ada di wilayah
timur. Berdasarkan Dekrit Imperal tahun 1638 di China menyatakan pemilikan,
penggunaan atau penjualan tembakau merupakan pelanggaran berat dengan hukuman
pemenggalan kepala. Berbeda dengan yang terjadi ratusan tahun kemudian, ketika
tembakau tumbuh menjadi industri yang terus berkembang di negeri tirai bambu
tersebut.
Di Amerika pada tahun 1970-an, konsumsi rokok sempat menjadi bagian
gaya hidup. Laki-laki maupun perempuan memiliki kebiasaan yang sama, rokok
sebagai kebutuhan. Akan tetapi sejak masa kepopuleran rokok tersebut, sampai
saat ini pengguna rokok terus menurun. Berdasarkan data United States
Departement if Agriculture. Elektronik Outlook Report from the Economic
Research Service, tahun 1972 konsumsi rokok mencapai 566 miliar batang,
akan tetapi sejak era 1980-an konsumsi rokok terus menurun. Pada tahun 2007
konsumsi rokok di Amerika sebanyak 360 miliar batang.
Tentu dengan penjualan terus menurun, membuat perusahaan rokok harus
mencari pasar baru. Negara berkembang menjadi salah satu pasar potensial, terutama
Indonesia. Rokok yang beredar di Indonesia tidak hanya dari produsen lokal,
banyak rokok import yang dipasarkan di dalam negeri. Beberapa tahun belakangan,
mudah dijumpai rokok bermerek khas mancanegara beredar di mini market, bahkan
toko kelontong. Sepuluh tahun kebelakang, masih sedikit ditemukan rokok dengan brand
luar negeri.
Banyaknya rokok dari produsen luar negeri, mengindikasikan
Indonesia sebagai pasar potensial. Hal ini bisa dilihat dari jumlah pertumbuhan
jumlah penduduk yang terus meningkat, ditambah pengguna aktif rokok dari
kalangan muda. Bahkan seorang ahli mengatakan “perokok remaja: strategi dan
peluang”.
Dalam perkembangannya perusahaan rokok di Indonesia, beberapa sudah
diakuisisi oleh perusahaan rokok luar negeri. Sebagai contoh pada tahun 2009 PT
Bentoel Internasional Investama
diakuisisi oleh British American Tobacco, yang merupakan salah satu
perusahaan rokok besar di dunia.
Dewasa ini rokok masih menjadi bisnis yang menjanjikan. Mulai toko
kelontong, mini market sampai swalayan, semua menyediakan rokok sebagai salah
satu produk yang ditawarkan. Permintaan rokok terus meningkat tanpa dipedulikan
dengan harga yang terus naik, salah satu kenaikan disebabkan cukai rokok.
Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dan
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) selama sepuluh tahun terakhir, memberikan
gambaran tren perokok pemula remaja usia 10-14 tahun naik hampir dua kali lipat
pada tahun 2010 dibandingkan tahun 2001. Artinya perokok bukan orang dewasa
saja, tetapi sudah banyak pengguna rokok dari anak-anak maupun remaja.
Beberapa kasus di daerah lebih memprihatinkan, ditemukan balita
yang sudah menjadi perokok. Bukan hanya sebagai perokok biasa, namun sudah
menjadi pecandu rokok. Diketahui bahwa balita yang menjadi pecandu rokok,
menirukan perokok orang-orang yang disekitarnya.
Lingkungan sekitar tempat tinggal anak maupun tempat bersosialisasi
bukan menjadi penyebab satu-satunya
pengaruh untuk merokok. Sebelum ada pembatasan iklan terhadap rokok
ditelevisi, media ini berpengaruh terhadap pengetahuan anak tentang rokok.
Fungsi periklanan memang untuk menumbuhkan rasa ketertarikan seseorang guna
menggunakan produk yang ditawarkan.
Beberapa pihak mengkampanyekan Indonesia bebas rokok, bahkan
pemerintah menyusun RUU pengendalian
dampak tembakau terhadap kesehatan, yang dirasa menyudutkan petani. Tembakau
menjadi andalan masyarakat diberbagai kota baik di Jawa, Madura, Nusa Tenggara
dan Sumatera. Selama berpuluh-puluh tahun, banyak masyarakat yang menggantungkan
hidup dari hasil tanaman tembakau.
Tanaman yang dimulai masa tanam saat bulan Mei sampai Agustus ini
bisa memberikan penghasilan yang dapat digunakan masyarakat beberapa waktu ke
depan. Tak sedikit para petani di lereng gunung membutuhkan banyak perjuangan.
Dimulai medan yang berat, sampai faktor keamanan juga menjadi ancaman. Daun tembakau
lebih menguntungkan dari pada jenis tanaman lain, seperti sayuran.
Di lahan persawahan, tembakau juga menjadi tanaman favorit petani dibandingkan
tanaman padi atau cabai. Tanaman tembakau merupakan tanaman yang tidak
membutuhkan modal besar ketika masa tanam, kecuali beberapa daerah dilereng
pegunungan membutuhkan biaya tambahan yang lebih banyak. Perawatan yang mudah
menjadikan tanaman favorit petani, disamping keuntungan yang menggiurkan. Akan
tetapi belakangan tahun terakhir, harga daun tembakau mulai tidak stabil.
Banyak hasil rajangan tembakau yang belum laku terjual.
Permasalahan bukan pada kualitas yang dihasilkan, namun berada pada harga yang
ditetapkan pabrik belum menutupi biaya produksi. Tidak sedikit para perajin
tembakau yang merugi, andai hal ini terus berlangsung, para perajin tembakau
semakin menurun. Dalam hal ini, penjual atau tengkulak hasil rajangan tembakau
yang mendapatkan untung, bukan petani maupun perajin tembakau.
Program maupun peraturan yang dibuat sebaiknya tidak hanya mematikan
dan melemahkan petani tembakau (rakyat). Solusi dan jalan keluar sebaiknya juga
diberikan guna membantu beban rakyat kecil seperti petani. Program peningkatan
sektor pertanian bisa menjadi jalan meningkatkan perekonomian daerah yang
berdampak terhadap nasional. Hal ini dikarenakan Industri rokok tidak hanya
melibatkan petani, tetapi banyak masyarakat terlibat berperan aktif dalam
industri ini. Dimulai dari buruh tani, pemetik daun, sampai pada tahap
pengolahan daun tembakau juga membutuhkan banyak tenaga kerja. Hal ini masih
ditambah buruh pabrik tembakau berjumlah puluhan ribu, menggantungkan hidup
dari industri tersebut.
0 comments:
Post a Comment