Kehidupan di masa
sekarang sering membuat seseorang berubah menjadi individualis. Kehidupan di kota
menjadi salah satu gambaran nyata, kehidupan bertetangga sering memiliki
hubungan yang tidak dekat. Bahkan beberapa orang tidak saling mengenal walau
tinggal disatu perumahan.
Kehidupan individualis
ini yang membuat segalanya dinilai dengan uang. Tidak ada saling membantu
secara suka rela, yang ada adalah berapa uang yang berani dibayarkan. Orang
akan bersedia melakukan sesuatu apabila mendapatkan imbalan yang sepantasnya.
Padahal tetangga
adalah orang terdekat di lingkungan tempat tinggal, sedangkan keluarga biasanya
tinggal lebih jauh karena tuntutan pekerjaan atau alasan lainnya. Sudah
sepantasnya apabila tetangga adalah orang yang pertama kali membantu atau yang
dimintai pertolongan. Bukan karena alasan ekonomi tetapi pertolongan suka rela
sebagaimana hidup bermasyarakat.
Allah Swt
berfirman:
“Sembahlah Allah
dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu-pun. Dan berbuat baiklah
kepada dua orang ibu bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
tetangga yang dekat dn tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba
sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membanggakan diri.” (QS. An Nisaa’: 36).
Sebagai manusia
yang tidak bisa hidup sendiri, sudah sepantasnya memperbaiki hubungan dengan
tetangga yang selama ini tidak dekat. Tidak perlu menunggu tetangga yang
mendekati, tetapi mulailah dari diri kita untuk mencoba mendekati tetangga.
Apabila mengenal dan dekat maka akan terjalin hubungan yang baik.
Kehidupan
bertetangga bukan yang rumahnya terdekat dari rumah kita saja, tetapi yang
namanya tetangga meliputi yang rumahnya jauh. Dengan mengenal banyak tetangga
akan menambah teman dalam kehidupan sehari-hari. Berkesempatan juga mampu
membantu lebih banyak tetangga yang membutuhkan pertolongan, serta mampu
menguatkan umat muslim.
Rasulullah Saw
bersabda:
“Jadilah orang
yang wara’, kamu akan menjadi orang yang pling rajin bersyukur. Berikanlah yang
terbaik untuk orang lain, sebagaimana kamu memberikan yang terbaik untuk
dirimu, niscaya kamu menjadi mukmin sejati. Bersikaplah yang baik kepada
tetangga, kamu akan menjadi muslim sejati,” (HR. Ibnu Majah).
Sebagai makhluk
sosial yang hidup bermasyarakat, kita wajib memenuhi hak tetangga, diantaranya
sebagai berikut:
- Jangan meninggikan bangunan rumah yang akan mengganggu aliran angin buat rumah tetangga.
- Tidak mengusik tetangga dengan bau masakan, kecuali membagikan makanan tersebut untuk tetangga.
- Apabila tetangga meninggal, mengurus jenazahnya
- Memberi keringanan kepada tetangga yang berhutang
- Memberi pertolongan baik diminta maupun tidak meminta pertolongan
- Mengunjungi apabila tetangga sedang sakit
- Berbagi kebahagiaan dan meringankan kesedihan tetangga
0 comments:
Post a Comment