(His)
12.00
Sejak
Mas Billy diberhentikan kerja tempo hari, waktunya banyak dihabiskan untuk
merenung. Beberapa lowongan di surat kabar sudah dikirim, begitu juga beberapa
teman lama sudah dimintai pertolongan untuk mendapatkan kerja, namun usaha yang
dilakukan belum membuahkan hasil.
Sebagai
Istri, Aku harus menguatkan Mas Billy agar tetap semangat mencari pekerjaan.
Di bulan kedua sebagai pengangguran, praktis tabungan keluarga semakin menipis.
Pemasukan benar-benar tidak ada, sedangkan kebutuhan untuk Kayla terus
meningkat, terutama untuk membeli susu.
Bertambahnya
usia Kayla, membuat konsumsi susunya semakin banyak. Susu yang dulu cukup untuk
satu minggu, sekarang dalam kurun waktu dua hari sudah habis. Untuk membeli
susu dengan harga yang murah, sebagai orang tua yang perhatian kepada anak, Aku
sungguh tidak tega. Meski harganya mahal, tetap berusaha memberikan yang
terbaik untuk anak pertama Kami.
Tadi
pagi tidak biasanya Mas Billy menelpon seseorang sehabis sholat subuh. Sengaja
Aku menguping obrolan yang terjadi. Dari pembicaraan yang dilakukan, Aku tahu
Suamiku kecewa dengan jawaban seseorang yang sedang diteleponnya.
“Oke,
Kita Akhiri pertemanan ini” kata Mas Billy sebelum membanting Handphone.
Untung
handphone yang dibanting jatuh diatas kursi, jadi alat komunikasi tersebut
tidak rusak. Setelah membanting handphone, Mas Billy pergi keluar rumah,
biasanya Dia akan pergi ke teras rumah untuk merokok dan mencari lowongan di
surat kabar.
Aku
berjalan menuju kursi yang handphone Mas Billy masih di atasnya. Dari tombol
redial yang Aku tekan, muncul nama Joni, tiga menit lalu orang yang berbicara
dengan Mas Billy di handphone merek Nokia ini.
Aku
tidak tahu apa yang terjadi, akan tetapi mengapa Mas Billy begitu marah, sampai-sampai
membanting handphone yang selama ini belum pernah dilakukan. Bang Joni adalah
sahabat Mas Billy yang dikenalkan kepadaku saat pacaran menginjak bulan ke
tiga. Tapi apa gerangan yang membuat dua sahabat ini musuhan.
“Mas
sudah adzan Dhuhur, siap-siap pergi ke masjid” pesanku.
“Hmmmm….”
jawaban Mas Billy.
Tanpa
bergerak segera bersiap untuk sholat, Mas Billy menyalakan rokok kretek. Rokok
murah yang dikonsumsi setelah menganggur, tidak ada bau khas rokok putih
seperti dulu. Keinginan berhenti merokok sebenarnya Aku setuju, akan berdampak
baik untuk kesehatan Kayla, Aku, Mas Billy dan keuangan keluarga.
Ternyata
berhenti rokok bukan persoalan mudah, hingga Mas Billy memutuskan untuk membeli
rokok kretek yang murah. Rokok tanpa filter yang bisa mengganggu kesehatan.
Dua
hari yang lalu sebenarnya Ibu datang kerumah ini, membawa uang untuk kebutuhan
Kayla. Tanpa ijin Mas Billy, Aku tidak berani menerima uang tersebut. Dengan
rasa kecewa, Ibu pulang membawa uang yang tadinya untuk membeli susu buat cucu
kesayangannya.
Bahkan
Ibu mengajak Aku untuk menginap di rumah yang dulu menjadi tempat tinggalku,
rumah dua lantai dengan kolam renang dibelakang. Mungkin Ibu kasian, melihat
perabotan rumah semakin berkurang. Televisi hadiah pernikahan dari seorang
sahabat, sudah kugadaikan ketetangga untuk biaya memeriksakan Kayla ke dokter.
Walau
semakin hari hidup mengalami kekurangan, Mas Billy tidak mau menerima bantuan
dari kedua orang tuaku. Begitupun Aku, karena sudah berumah tangga sendiri, tentu
tidak mau merepotkan kedua orang tua.
Disetiap
doa-doaku, yang menjadi pertama Aku sebut adalah agar Mas Billy memiliki
pekerjaan kembali. Beberapa hari ini Mas Billy tidak merawat tubuhnya, kumis
dan jenggot dibiarkan memanjang tidak rapi.
“Sedih
melihat kondisi ini” keluhanku suatu ketika setelah selesai sholat Ashar.
Bagaimanapun
hidup terus berjalan, berbekal hubungan baik dengan sahabat semasa kuliah, Aku
menawarkan bantuan untuk membantu berjualan produk yang dihasilkan, mulai tas,
baju muslim, sepatu sampai perlengkapan kosmetik. Setiap pagi Aku akan
memposting produk terbaru di media social dan web.
Sebenarnya
sahabatku sudah memiliki jaringan online untuk memasarkan produknya, tapi
berkat kejelianku, mampu menjual dengan keuntungan bisa menutup biaya kebutuhan
Kayla. Terlebih bisa untuk menambah uang belanja kebutuhan sehari-hari.
Aku
mensyukuri kehidupan yang saat ini berjalan, manusia berproses dari waktu ke
waktu, dari setiap tahapan ke tahapan berikutnya. Tangga yang Aku jalani
mungkin masih dibawah atau sudah di atas, hanya Allah yang tahu.
Kayla
sudah mulai merangkak, membawa kegembiraan bagi keluarga. Menurut orang lain
keterbatasan masih ada di rumah tangga Kami, tapi bagi Kami keterbatasan
tergantung diri menyikapi suatu permasalahan.
bersambung......
0 comments:
Post a Comment