Wahyu
pertama yang diturunkan ke Nabi Agung, Muhammad SAW adalah Iqra’ (bacalah),
termasuk dalam surat Al-Alaq’. Dalam arti sempit, bacalah mempunyai makna
membaca ayat-ayat Al-qur’an, kitab, buku,
koran, majalah maupun segala informasi
yang tersedia begitu banyak di internet termasuk e-book. Dalam arti
luas, membaca mempunyai maksud mempelajari bentuk-bentuk kebesaran Allah,
meliputi alam raya dan segala yang terkandung didalamnya.
Para
guru menyebutkan bahwa buku adalah sumber ilmu. Dari dalam buku, manusia bisa
mempelajari berbagai jenis ilmu. Keterbatasan manusia dalam mencari ilmu, pada
umumnya karena terlalu bergantung kepada sang pengajar. Sedangkan pengajar akan
menyampaikan ilmu sesuai dengan bidang ilmu yang dikuasai.
Padahal
dengan membaca, manusia mampu mempelajari ilmu secara lebih luas. Tidak
terbatas oleh apa yang disampaikan pengajar, maupun terkait dengan jurusan yang
dipilih. Berpuluh-puluh buku terbit tiap bulan, memberikan banyak ilmu dan
pengetahuan didalamnya. Buku-buku yang terbit sudah melalui editing, sehingga
diedarkan secara keseluruhan memiliki kualitas yang bagus.
Perpustakaan
menyediakan berbagai macam jenis buku, baik diperpustakaan pusat (kota),
universitas, sekolah, desa bahkan sampai perpustakaan keliling. Tujuan perpustakaan
menyediakan banyak jenis buku untuk masyarakat guna memperoleh ilmu dan
pengetahuan. Keterbatasan masyarakat membeli buku dipermudah dengan disediakan
buku oleh perpustakaan.
Book
fair yang menjual buku murah juga marak diadakan oleh pemerintah maupun
penyelenggara lain, seperti di swalayan, taman kota maupun dibeberapa sekolah
dan universitas. Buku yang dijual tentu berkualitas, namun dengan harga yang
murah. Diharapkan dengan harga buku yang murah, menimbulkan minat masyarakat
untuk membeli dan meningkatkan minat baca.
Minat
baca masyarakat Indonesia tergolong paling rendah. Berdasarkan survei yang
dilakukan pada tahun 2011 oleh UNESCO, menunjukan bahwa sekitar seribu
orang penduduk Indonesia, hanya satu orang yang memiliki minat baca. Melihat
program pemerintah dan beberapa lembaga masyarakat yang gencar menggalakan
peningkatan minat baca, dengan dihadapkan fakta yang seperti ini sungguh
memperihatinkan.
Kesadaran
masyarakat akan membaca belum terbentuk. Kebiasaan masyarakat untuk memasukan
membaca sebagai bagian gaya hidup masih sulit. Hal ini bisa dilihat dari
pengeluaran yang dikeluarkan perbulan oleh masing-masing individu untuk membeli
buku masih sedikit, terutama pada golongan muda.
Minat
membaca maupun membeli buku generasi muda sangat rendah. Kebanyakan buku yang
dibeli oleh golongan muda adalah buku pelajaran atau mata kuliah yang
diwajibkan oleh pengajar. Selebihnya, jarang golongan muda mau membeli buku.
Dibandingkan membeli buku, pengeluaran golongan muda untuk membeli rokok lebih
besar.
Ambil
contoh, harga satu bungkus rokok sekitar Rp 10.000 – Rp 15.000, dalam sehari
rata-rata satu orang mengkonsumsi rokok satu bungkus. Apabila diambil rata-rata
perbulan, pengeluaran untuk membeli rokok sekitar Rp 300.000 – Rp 450.000.
Besaran uang ini hanya untuk membeli rokok yang habis dibakar menjadi abu.
Dibandingkan
dengan jumlah pengeluaran membeli rokok, budget membeli buku jauh
dibawah angka rupiah untuk pembelian rokok. Bahkan dalam sebulan, belum tentu
seseorang mau datang ke toko buku, apalagi untuk membeli buku. Melihat
pengeluaran yang dikeluarkan, masih banyak yang digunakan untuk hal yang belum
bermanfaat.
Uang
senilai Rp 15.000 akan habis menjadi abu apabila dibelanjakan rokok, sedangkan
nominal serupa akan menjadi sumber ilmu apabila dibelanjakan buku di book
fair yang menyediakan potongan harga atau buku murah. Tentunya buku tidak
akan habis dalam satu hari, tidak seperti rokok yang dibakar.
Apabila
setiap orang menyadari bahwa didalam buku terdapat berbagai macam ilmu berguna
untuk masa depan, maka pengeluaran yang tidak penting akan dialihkan untuk
membeli buku. Uang yang dikeluarkan akan digunakan untuk hal yang lebih
bermanfaat. Dengan membeli buku, manusia mampu berbagi ilmu, memberikan kepada
masyarakat lain yang belum mengetahui.
Dikatakan
buku adalah jendela dunia, artinya mampu melihat belahan dunia manapun tanpa
mendatangi tempat yang bersangkutan. Seseorang tidak perlu datang ke Perancis untuk menikmati keindahan kota
Paris. Namun dari buku dapat mengetahui seluk beluk kota Paris, tanpa butuh
biaya banyak untuk sampai dikota tesebut. Bandingkan harga yang dikeluarkan
untuk membeli tiket dan biaya akomodasi lain, biaya untuk membeli satu buah
buku jauh lebih murah. Ditambah masih banyak informasi lain yang terkandung
didalamnya.
Pengetahuan
dan pemikiran para ahli pun akan dituangkan dalam sebuah buku. Fungsinya, agar
pengetahuan dan pemikiran bisa disebarkan dan dipelajari oleh semua kalangan
masyarakat dipenjuru dunia. Artinya ilmu yang dimiliki akan berkembang dan
terus menyebar, tidak dikuasai seseorang saja. Ketika ilmu dipahami orang lain,
ilmu tersebut akan dikembangkan dan memungkinkan ditemukan hal baru yang lebih
bermanfaat.
Bisa
dibayangkan apabila didunia ini tidak ada buku, pasti ilmu dan pengetahuan akan
dimiliki kalangan tertentu saja. Dunia akan begitu sempit, ketika ketersediaan
buku terbatas. Akan banyak orang mudah dibodohi dan teknologi tidak akan maju
seperti sekarang.
Beberapa
cara yang dilakukan untuk meningkatkan minat baca:
a.
Menyediakan
waktu khusus
Dalam satu hari
membuat jadwal khusus untuk meluangkan waktu membaca. Artinya ada waktu wajib
untuk membaca guna menjadikan kebiasaan yang dilakukan tiap hari.
b.
Memulai buku
yang ringan
Ketika awal
menumbuhkan minat baca, pemilihan buku sangat menentukan. Buku yang berat atau
perlu pemahaman lama, akan mengurangi semangat. Pilih buku yang sesuai dengan
kesukaan, kebutuhan, ketertarikan atau suasana hati.
c.
Lingkungan atau
komunitas yang mendukung
Lingkungan
dalam arti sempit berarti teman, akan mempengaruhi minat baca. Apabila teman
atau lingkungan yang dimiliki mempunyai kebiasaan membaca, akan menguatkan
minat baca. Bisa juga mengikuti komunitas yang terkait dengan buku.
d.
Memilih tempat
nyaman
Tempat yang
nyaman untuk membaca, pada umumnya masing-masing orang berbeda, tidak memiliki
kesamaan. Beberapa orang memilih tempat yang tenang dan sunyi untuk membaca,
namun tidak sedikit ada yang merasa tidak terganggu membaca dikeramaian.
e.
Mengunjungi
toko buku atau book fair
Seringnya
mengunjungi toko buku akan membangkitkan minat untuk membeli buku, terutama
buku yang terbaru. Buku yang tersedia di book fair, rata-rata dengan
harga murah, dengan membeli buku di book fair tidak akan menguras
kantong terlalu banyak.
f.
Rajin ke
perpustakaan
Datang ke
perpustakaan akan mampu menumbuhkan minat baca, dalam perpustakaan akan
dijumapai orang-orang yang sedang membaca. Suanana seperti ini akan membuat
nyaman seseorang, merasa dalam satu kesenangan yang sama.
g.
Menyukai atau
mengidolakan penulis dan tokoh
Dengan menyukai
salah satu penulis atau mengidolakan tokoh, maka akan mengikuti buku-buku yang
sudah diterbitkan, terutama tokoh yang dibuat biografi. Tokoh yang terkenal
akan dibuat biografi oleh beberapa penulis, hal ini bisa menjadi modal awal
untuk membiasakan membaca.
h.
Berbagi dan
diskusi
Memberikan apa
yang diketahui dari buku kepada orang lain, membuat rasa haus akan mempelajari ilmu
kian meningkat. Dengan ilmu dan pengetahuan yang sudah dibagikan, akan berusaha
membaca hal yang baru untuk dibagikan ke orang lain. Berbagi juga akan
mengkayakan ilmu dari orang lain.
0 comments:
Post a Comment