Wednesday, December 3, 2014

Antara Milan dan Andrea


Andai ada orang bertanya, olahraga apa yang banyak diminati masyarakat? Sebagian besar masyarakat pasti akan menjawab sepakbola. Olahraga yang memainkan si kulit bundar untuk ditendang memasuki gawang. Sepakbola merupakan olahraga tim, yang terdiri sebelas orang dari tiap tim yang bertanding. Sering juga didengar kata lain penyebutan sepakbola adalah kesebelasan, merujuk pada jumlah masing-masing tim.
Ada banyak klub di dunia, baik dalam bentuk klub kecil, seperti kesebelasan yang tergabung dalam sebuah divisi lokal sampai liga-liga yang sudah terkenal. Pertandingan yang banyak diminati masyarakat adalah liga-liga di Eropa. Liga yang sudah dikelola secara professional, mempertontonkan pertandingan yang menghibur.
Liga-liga di Eropa, pada umumnya mempertontonkan pertandingan sepakbola setiap akhir pekan, baik sabtu maupun minggu. Jadwal yang dibuat liga sudah mencari celah, dimana penonton bisa melihat setiap pertandingan yang ditayangkan. Keuntungan yang didapat pihak klub, sponsor, maupun pemilik hak siar sangat tinggi.

Liga yang sering ditayangkan di Indonesia setiap akhir pekan meliputi liga Inggris (Barclays  Premier League), liga Italia (seri A), liga Spanyol (La Liga) sampai liga Jerman (Bundesliga). Klub di liga-liga Eropa ini diisi pemain-pemain dengan gaji selangit, ambil contoh Wayne Rooney  mendapatkan  tak kurang dari Rp. 5 milliar per pekan. Bila gaji Rooney selama sebulan ke sekolah diberikan ke Indonesia cukup buat membayar yang pendidikan selama setahun untuk tiga sekolah, bahkan lebih.
Untuk membayar gaji pemain yang begitu tinggi, tentu klub harus memiliki dana yang melimpah. Dana yang dimiliki klub berasal dari hak siar, tiket penonton, merchandise, sponsor sampai pada kegiatan transfer pemain setiap tengah dan akhir musim. Klub berusaha mendapatkan dana sebanyak-banyaknya untuk memperkuat skuad yang dimiliki. Sepakbola telah menjadi industri yang menarik.
Disisi lain, ada cerita menarik dari klub-klub Eropa disamping memiliki kekuatan finansial yang fantastis. Salah satu klub tersebut bernama AC Milan, klub ini bermarkas di stadion San Siro yang berbagi dengan klub sekotanya, Internazionale Milan. Bukan persaingan kedua klub yang akan dibahas disini, melainkan cerita seorang fans AC Milan bernama Andrea. Fans AC Milan biasa disebut dengan nama milanisti.
Andrea adalah milanisti sejati, meski usianya baru menginjak angka 12 pada tahun 2003. Sang anak pengagum Paolo Maldini ini mengidap leukemia. Penyakit yang tergolong kronis, hal ini membuat dokter yang menangani dirinya sudah angkat tangan. Diharapkan Andrea menikmati sisa hidupnya dengan bahagia.
Menjelang hari-hari terakhir di dunia, Andrea memiliki satu permintaan. Bertemu dengan sang kapten AC Milan, yaitu Paolo Maldini untuk melihat senyumannya. Permintaan sang bocah mendapat tanggapan dari sang kapten. Selain membawa kostum kebanggaan AC Milan bernomer punggung 3, Maldini juga membawa foto disertai tanda tangan dirinya mendatangi rumah sakit yang merawat Andrea.
Namun segala yang dipersiapkan sang kapten nampak sia-sia, Andrea sudah pergi untuk selamanya. Tindakan sang kapten ternyata berakhir dengan keharuan. Sebelum meninggal, Andrea sudah menulis pesan diselembar kertas kecil. Salah satu pesan ditujukan kepada sang kapten AC Milan, berisikan “Saya sungguh tidak menyesal ketika saya tidak bisa melihat senyum pengeran saya untuk yang terakhir kali, karena saya akan melihat senyuman dia dari atas sana pada final Piala Champions mei nanti di Old Trafford, sewaktu dia mengangkat tinggi-tinggi trofi itu”.
Pesan yang disampaikan Andrea menjadi pesan yang amat mendalam bagi sang kapten, terlebih pesan yang disampaikan berikutnya adalah “setelah scudetto sudah mustahil untuk direbut, tolong berjanjilah kepada saya. Bawahlah trofi Liga Champions itu kembali ke kota Milan. Saya memang sudah tidak ada lagi sekarang, tapi semangat dan dukungan saya akan selalu ada di dalam diri kalian. Saya mendukung perjuangan kalian dari atas sana.”
Apa yang terjadi berikutnya?
Setelah tiga bulan kepergian sang bocah milanisti sejati, AC Milan berhasil mengalahkan Juventus di final dan membawa piala Liga Champion, gelar juara ke-enam mereka, melalui adu pinalti. Maldini bersama Leonardo, Gatusso, Costacurta dan beberapa staf dari Milan Foundation berziarah ke makam Andrea dengan membawa trofi Liga Champions ke tempat peristirahatan terakhir.
Dengan santun Maldini mengatakan “Saya tentu masih ingat kejadian itu. Saya hanya bisa menangis sewaktu melihat Andrea dimakamkan dengan kostum kebesaran Rossonerri sambil memeluk boneka beruang dan sebuah album berisi foto-foto kami. Waktu itu, saya telah bersumpah untuk membawa Milan menjadi juara Champions. Saya juga sudah berjanji pada diri saya sendiri dan Andrea, bahwa saya akan membawa trofi itu ke makam ini agar Andrea bisa melihat dan juga merasakan gelar ini, Andrea telah menjadi bagian dari tim ini.”
“Dialah pemain kedua belas yang memberi semangat kepada kami, dan juga percaya bahwa kami akan melakukan yang terbaik. Kini, dia bisa tersenyum bahagia di alam sana” lanjut sang kapten.
Suatu hal yang bisa di ambil dari AC Milan, bahwa klub tidak hanya memasarkan dirinya guna mendapatkan finansial yang tinggi, tetapi klub juga memberikan perhatian kepada penggemar meski usianya masih kecil. Apa yang dilakukan klub, sebagai wujud perhatian atas kesetiaan para penggemar.
Dimasa sekarang banyak aksi sosial yang dilakukan pesepakbola lainnya, salah satunya kunjungan Cristiano Ronaldo ke Indonesia untuk mendatangi bocah bernama Martunis. Seorang bocah yang hanyut dibawa arus tsunami dengan memakai kostum nasional Portugal. Selain Ronaldo, Martunis juga mendapatkan simpati dari pesepak bola top lain dari Portugal, meliputi Luis Figo, Nuno Gomes, serta sang pelatih pada masa itu Luis Felipe Scolari.


Categories:

2 comments:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  2. Dan dari kisah ini anak saya pun dikasi nama ANDREA MILANO

    ReplyDelete