Tuesday, December 9, 2014

Bacalah


Wahyu pertama yang diturunkan ke Nabi Agung, Muhammad SAW adalah Iqra’ (bacalah), termasuk dalam surat Al-Alaq’. Dalam arti sempit, bacalah mempunyai makna membaca ayat-ayat Al-qur’an,  kitab, buku, koran, majalah maupun segala  informasi yang tersedia begitu banyak di internet termasuk e-book. Dalam arti luas, membaca mempunyai maksud mempelajari bentuk-bentuk kebesaran Allah, meliputi alam raya dan segala yang terkandung didalamnya.
Para guru menyebutkan bahwa buku adalah sumber ilmu. Dari dalam buku, manusia bisa mempelajari berbagai jenis ilmu. Keterbatasan manusia dalam mencari ilmu, pada umumnya karena terlalu bergantung kepada sang pengajar. Sedangkan pengajar akan menyampaikan ilmu sesuai dengan bidang ilmu yang dikuasai.
Padahal dengan membaca, manusia mampu mempelajari ilmu secara lebih luas. Tidak terbatas oleh apa yang disampaikan pengajar, maupun terkait dengan jurusan yang dipilih. Berpuluh-puluh buku terbit tiap bulan, memberikan banyak ilmu dan pengetahuan didalamnya. Buku-buku yang terbit sudah melalui editing, sehingga diedarkan secara keseluruhan memiliki kualitas yang bagus.

Perpustakaan menyediakan berbagai macam jenis buku, baik diperpustakaan pusat (kota), universitas, sekolah, desa bahkan sampai perpustakaan keliling. Tujuan perpustakaan menyediakan banyak jenis buku untuk masyarakat guna memperoleh ilmu dan pengetahuan. Keterbatasan masyarakat membeli buku dipermudah dengan disediakan buku oleh perpustakaan.
Book fair yang menjual buku murah juga marak diadakan oleh pemerintah maupun penyelenggara lain, seperti di swalayan, taman kota maupun dibeberapa sekolah dan universitas. Buku yang dijual tentu berkualitas, namun dengan harga yang murah. Diharapkan dengan harga buku yang murah, menimbulkan minat masyarakat untuk membeli dan meningkatkan minat baca.
Minat baca masyarakat Indonesia tergolong paling rendah. Berdasarkan survei yang dilakukan pada tahun 2011 oleh UNESCO, menunjukan bahwa sekitar seribu orang penduduk Indonesia, hanya satu orang yang memiliki minat baca. Melihat program pemerintah dan beberapa lembaga masyarakat yang gencar menggalakan peningkatan minat baca, dengan dihadapkan fakta yang seperti ini sungguh memperihatinkan.
Kesadaran masyarakat akan membaca belum terbentuk. Kebiasaan masyarakat untuk memasukan membaca sebagai bagian gaya hidup masih sulit. Hal ini bisa dilihat dari pengeluaran yang dikeluarkan perbulan oleh masing-masing individu untuk membeli buku masih sedikit, terutama pada golongan muda.
Minat membaca maupun membeli buku generasi muda sangat rendah. Kebanyakan buku yang dibeli oleh golongan muda adalah buku pelajaran atau mata kuliah yang diwajibkan oleh pengajar. Selebihnya, jarang golongan muda mau membeli buku. Dibandingkan membeli buku, pengeluaran golongan muda untuk membeli rokok lebih besar.
Ambil contoh, harga satu bungkus rokok sekitar Rp 10.000 – Rp 15.000, dalam sehari rata-rata satu orang mengkonsumsi rokok satu bungkus. Apabila diambil rata-rata perbulan, pengeluaran untuk membeli rokok sekitar Rp 300.000 – Rp 450.000. Besaran uang ini hanya untuk membeli rokok yang habis dibakar menjadi abu.
Dibandingkan dengan jumlah pengeluaran membeli rokok, budget membeli buku jauh dibawah angka rupiah untuk pembelian rokok. Bahkan dalam sebulan, belum tentu seseorang mau datang ke toko buku, apalagi untuk membeli buku. Melihat pengeluaran yang dikeluarkan, masih banyak yang digunakan untuk hal yang belum bermanfaat.
Uang senilai Rp 15.000 akan habis menjadi abu apabila dibelanjakan rokok, sedangkan nominal serupa akan menjadi sumber ilmu apabila dibelanjakan buku di book fair yang menyediakan potongan harga atau buku murah. Tentunya buku tidak akan habis dalam satu hari, tidak seperti rokok yang dibakar.
Apabila setiap orang menyadari bahwa didalam buku terdapat berbagai macam ilmu berguna untuk masa depan, maka pengeluaran yang tidak penting akan dialihkan untuk membeli buku. Uang yang dikeluarkan akan digunakan untuk hal yang lebih bermanfaat. Dengan membeli buku, manusia mampu berbagi ilmu, memberikan kepada masyarakat lain yang belum mengetahui.
Dikatakan buku adalah jendela dunia, artinya mampu melihat belahan dunia manapun tanpa mendatangi tempat yang bersangkutan. Seseorang tidak perlu datang ke  Perancis untuk menikmati keindahan kota Paris. Namun dari buku dapat mengetahui seluk beluk kota Paris, tanpa butuh biaya banyak untuk sampai dikota tesebut. Bandingkan harga yang dikeluarkan untuk membeli tiket dan biaya akomodasi lain, biaya untuk membeli satu buah buku jauh lebih murah. Ditambah masih banyak informasi lain yang terkandung didalamnya.
Pengetahuan dan pemikiran para ahli pun akan dituangkan dalam sebuah buku. Fungsinya, agar pengetahuan dan pemikiran bisa disebarkan dan dipelajari oleh semua kalangan masyarakat dipenjuru dunia. Artinya ilmu yang dimiliki akan berkembang dan terus menyebar, tidak dikuasai seseorang saja. Ketika ilmu dipahami orang lain, ilmu tersebut akan dikembangkan dan memungkinkan ditemukan hal baru yang lebih bermanfaat.
Bisa dibayangkan apabila didunia ini tidak ada buku, pasti ilmu dan pengetahuan akan dimiliki kalangan tertentu saja. Dunia akan begitu sempit, ketika ketersediaan buku terbatas. Akan banyak orang mudah dibodohi dan teknologi tidak akan maju seperti sekarang.
Beberapa cara yang dilakukan untuk meningkatkan minat baca:
a.       Menyediakan waktu khusus
Dalam satu hari membuat jadwal khusus untuk meluangkan waktu membaca. Artinya ada waktu wajib untuk membaca guna menjadikan kebiasaan yang dilakukan tiap hari.
b.      Memulai buku yang ringan
Ketika awal menumbuhkan minat baca, pemilihan buku sangat menentukan. Buku yang berat atau perlu pemahaman lama, akan mengurangi semangat. Pilih buku yang sesuai dengan kesukaan, kebutuhan, ketertarikan atau suasana hati.
c.       Lingkungan atau komunitas yang mendukung
Lingkungan dalam arti sempit berarti teman, akan mempengaruhi minat baca. Apabila teman atau lingkungan yang dimiliki mempunyai kebiasaan membaca, akan menguatkan minat baca. Bisa juga mengikuti komunitas yang terkait dengan buku.
d.      Memilih tempat nyaman
Tempat yang nyaman untuk membaca, pada umumnya masing-masing orang berbeda, tidak memiliki kesamaan. Beberapa orang memilih tempat yang tenang dan sunyi untuk membaca, namun tidak sedikit ada yang merasa tidak terganggu membaca dikeramaian.
e.       Mengunjungi toko buku atau book fair
Seringnya mengunjungi toko buku akan membangkitkan minat untuk membeli buku, terutama buku yang terbaru. Buku yang tersedia di book fair, rata-rata dengan harga murah, dengan membeli buku di book fair tidak akan menguras kantong terlalu banyak.
f.       Rajin ke perpustakaan
Datang ke perpustakaan akan mampu menumbuhkan minat baca, dalam perpustakaan akan dijumapai orang-orang yang sedang membaca. Suanana seperti ini akan membuat nyaman seseorang, merasa dalam satu kesenangan yang sama.
g.      Menyukai atau mengidolakan penulis dan tokoh
Dengan menyukai salah satu penulis atau mengidolakan tokoh, maka akan mengikuti buku-buku yang sudah diterbitkan, terutama tokoh yang dibuat biografi. Tokoh yang terkenal akan dibuat biografi oleh beberapa penulis, hal ini bisa menjadi modal awal untuk membiasakan membaca.
h.      Berbagi dan diskusi
Memberikan apa yang diketahui dari buku kepada orang lain, membuat rasa haus akan mempelajari ilmu kian meningkat. Dengan ilmu dan pengetahuan yang sudah dibagikan, akan berusaha membaca hal yang baru untuk dibagikan ke orang lain. Berbagi juga akan mengkayakan ilmu dari orang lain.


Categories: ,

0 comments:

Post a Comment