Wednesday, December 31, 2014

Banyak Anak, Banyak Rejeki


Sebagai orang Indonesia sering mendengar ungkapan tersebut. Sah-sah saja tiap pasangan menginginkan anak yang banyak, semua kembali kepada kemampuan masing-masing. Namun sebelum menginginkan anak yang banyak, akan lebih baik apabila mengetahui kondisi sang wanita.
Kegiatan yang dilakukan perempuan bukan pekerjaan yang mudah, kaum laki-laki belum tentu sanggup menggantikan peran wanita, meliputi mengasuh anak, memasak, melakukan pekerjaan rumah dan lebih banyak kegiatan lain yang dilakukan perempuan. Ketika kegiatan yang dilakukan oleh perempuan sudah banyak, bagaimana ketika memiliki anak yang banyak pula.
Bagi beberapa orang yang mampu, dalam arti secara materi tentu tidak masalah. Dengan kemampuan finansialnya bisa menyewa orang untuk membantu mengasuh anak. Tapi bagi yang masih kekurangan akan membebani keadaan keluarga.
Hak-hak anak juga perlu diperhatikan, anak berhak memperoleh pendidikan yang terbaik. Apabila pendapatan terbatas sedangkan biaya pendidikan semakin mahal, nantinya anak tidak mendapatkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Semakin banyak anak yang dimiliki membuat biaya pendidikan semakin membengkak.
Selain alasan ekonomi, kesehatan juga menjadi pertimbangan untuk memiliki anak yang banyak. Kesehatan disini berarti bagi kaum perempuan. Manusia baik itu laki-laki maupun perempuan memiliki keterbatasan, bahkan perempuan dianggap lebih lemah dibandingkan laki-laki. Perempuan bukan mesin produksi yang mampu melahirkan anak sebanyak-banyaknya.
Allah Swt berfirman:
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnyadalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS. Luqman: 14).
Melahirkan juga memiliki resiko yang besar, kematian menjadi resiko yang ditakutkan oleh setiap orang. Menurut hasil survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, di tahun 2012 tingkat kematian ibu melahirkan mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup. Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, angka tersebut terus meningkat.
Di Indonesia Hari Ibu diperingati setiap tanggal 22 Desember, sedangkan Hari Ibu Sedunia diperingati setiap tanggal 13 Mei. Hal ini menunjukan bahwa besar peran ibu dalam setiap kehidupan anak manusia, tidak hanya di Indonesia bahkan seluruh dunia memperingati Hari Ibu.
Rasulullah Bersabda:
“ ‘Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak saya pergauli dengan baik?’ Rasulullah menjawab: ‘Ibumu!’, orang itu bertanya lagi: ‘lalu siapa?’, Beliau menjawab ‘Ibu!’, selanjutnya bertanya lagi: ‘siapa lagi?’, Beliau menjawab ‘Ibumu!’. ‘siapa lagi’ tanya orang tersebut. Dan Rasulullah menjawab ‘Bapakmu’”.
Melahirkan anak banyak memiliki resiko, andai suami menyayangi istrinya tentu tidak akan memaksakan kehamilan yang banyak. Hal ini didasarkan alasan resiko yang akan diterima ibu maupun anak, berikut berbagai resiko ketika terlalu sering melahirkan:
·         Keguguran
·         Anemia
·         Payah jantung
·         Premature
·         Cacat bawaan

·         Lumpuh kembang balita
Categories:

0 comments:

Post a Comment