Saturday, December 27, 2014

Budidaya Ayam Kate Bagian 1


Hewan merupakan salah satu ciptaan Tuhan yang ‘menemani’ manusia tinggal di Bumi. Hewan yang banyak dipelihara oleh orang Indonesia salah satunya adalah ayam. Ada berbagai jenis ayam di Indonesia, diantaranya ayam kampung, ayam hutan, ayam kate, ayam kedu, ayam cemani dan masih banyak jenis ayam lainnya.
Ayam juga menjadi sumber penghidupan bagi beberapa orang di Indonesia dengan cara beternak, mulai ayam petelur, pedaging maupun yang budidaya untuk dijual peranakannya. Rata-rata ayam yang dipelihara adalah jenis ayam petelur dan pedaging, yang dirasa memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Membudidayakan ayam hias untuk juga tidak kalah menguntungkan dibandingkan dengan jenis ayam petelur maupun pedaging. Beberapa ayam hias yang sering dipelihara oleh orang Indonesia adalah ayam kate, ayam hutan dan ayam bangkok.
Salah satu yang menarik untuk dibudidayakan ialah ayam kate. Ayam kate mudah dibedakan dengan jenis ayam yang lain melalui ukuran tubuhnya. Tubuh ayam kate berukuran kecil atau bisa dikatakan mini, seperti tanaman bonsai, meski kecil tapi memiliki keindahan untuk dilihat. Keunggulan lain adalah dengan tubuh yang mini, ayam kate tidak memerlukan pakan yang banyak.

Ayam kate yang dilepas bebas tanpa ditempatkan dalam kandang, juga tidak akan pergi jauh dari lokasi pelepasan pertama kali. Berbeda dengan ayam lain yang memerlukan tempat khusus atau kandang agar ayam yang dipelihara tidak kabur. Jadi ayam kate tetap aman apabila dilepas meskipun baru saja membeli. Ayam kate akan menganggap tempat pelepasan pertama kali sebagai ‘rumah’nya.
Selain ayam kate, sebenarnya ada jenis ayam yang lebih kecil lagi, yakni ayam serama. Ayam serama merupakan hasil silangan yang dilakukan oleh Wee Yean Een, seorang peternak asal Kelantan, Malaysia. Tapi kebanyakan yang dipelihara oleh orang Indonesia adalah ayam kate ‘biasa’, yang tidak memerlukan perawatan yang lebih dibandingkan ayam serama. Ayam serama sendiri selain dijadikan hiasan, sering diperlombakan untuk kontes, tentu memiliki perawatan yang berbeda dibandingkan ayam kate. Berikut adalah beberapa langkah yang dilakukan dalam budidaya ayam kate:
v  Menyiapkan Kandang
Sebelum memulai budidaya ayam kate, sebaiknya menyiapkan kandang untuk menempatkan hewan peliharaan tersebut. Dengan tubuh yang kecil, ayam kate tidak membutuhkan tempat yang luas. Kandang yang digunakan bisa membeli di pet shop, tersedia dengan berbagai macam bentuk dan kualitas yang bagus. Akan lebih baik kalau kandang yang dibeli dari pet shop sebagai untuk memajang atau menempatkan ayam kate sebagai hiasan.
Untuk budidaya ayam kate sendiri, bisa membuat kandang menggunakan kayu. Hal ini dirasa lebih murah. Selain itu juga bisa membuat ukuran sesuai dengan keinginan atau menyesuaikan dengan lokasi yang akan menjadi kandang. Agar lebih leluasa, ukuran kandang yang dibuat berukuran 80 x 100 cm.
v  Memilih Indukan



Secara naluriah, ayam kate merupakan hewan yang berpasangan seperti burung merpati. Selama hidupnya, ayam kate akan terus berpasangan dengan yang telah dipilihnya atau yang sudah diperjodohkan. Tapi tidak menutup kemungkinan, ayam kate bisa dilakukan kawin silang atau menempatkan satu jantan dengan beberapa betina.



Memilih indukan yang baik menjadi modal awal yang penting. Andaikata salah memilih indukan, maka yang terjadi adalah terhambatnya proses budidaya atau bahkan budidaya tidak berhasil. Berikut adalah cara memilih indukan yang baik:
a.      Membeli dipenangkaran
Dipenangkaran atau pembudidaya ayam kate yang besar, akan menyediakan berbagai pilihan, mulai ukuran, warna maupun usia. Pilihan yang banyak memungkinkan untuk mendapatkan indukan yang baik. Bisa juga membeli dipasar tradisional, biasanya ada beberapa pedagang yang menjual ayam kate.
b.      Sehat
Cara mudah mengetahui ayam kate sehat atau tidak adalah dengan memberi pakan dihadapanya. Apabila ayam kate tersebut sehat akan segera memakan pakan yang disediakan. Bisa juga dilihat dari keaktifan bergerak, ayam kate yang sakit akan cenderung diam, tidak banyak bergerak.
Secara fisik dapat dilihat melalui kelengkapan tubuh, mata yang tidak bengkak atau tidak jernih, jengger yang berwarna merah tidak kebiruan, kondisi bulu tidak rontok atau rusak dan tidak ada luka.
c.       Umur


Ayam kate yang ideal untuk dibudidayakan adalah pejantan berumur 4 hingga 5 bulan, sedangkan untuk betina berumur 5 sampai 6 bulan. Ayam  kate yang sudah tua tidak akan bisa berproduksi telur lagi. Andaikata bisa, telur yang dihasilkan tidak akan maksimal. Begitu juga kalau membeli ayam kate terlalu muda akan membutuhkan waktu lebih lama sampai siap untuk kawin.


Ayam kate yang sudah tua bisa dilihat dari ciri-ciri fisiknya, jengger yang panjang atau tidak tegak, bulu yang terlihat usang, bulu rontok disekitar leher atau dada dan jalu yang panjang (kuku yang tumbuh menyamping, berada disisi dalam kedua kaki).


d.      Berpasangan
Ayam kate yang dibeli akan lebih baik dalam kondisi sudah berpasangan ditempat penjualnya. Hal ini bisa ditanyakan kepada penjual, apakah sudah berpasangan atau baru saja dipasangkan. Penjual yang jujur akan mengatakan kondisi yang sebenarnya. Jika baru dijodohkan, belum tentu ayam kate tersebut mau kawin, meskipun betina mengikuti pejantan kemana pejantan pergi.


e.      Ukuran tubuh

Tubuh ayam kate yang baik adalah pejantan memiliki tubuh yang lebih besar dibandingkan betina, hal ini dikarenakan untuk mempermudah proses perkawinan. Tubuh pejantan yang kecil akan membuatnya kalah terhadap betina.


f.      Warna
Agar mendapatkan peranakan yang bagus, maka pemilihan indukan yang memiliki warna yang baik juga penting. Mayoritas anak ayam kate yang menetas akan mirip dengan warna bulu indukannya. Warna kate yang dipilih bisa menjadi kesukaan bagi pemiliknya, namun permintaan pasar bisa sebagai acuan untuk membeli indukan berwarna seperti emas, cerah, rinting dan berpola spot-spot dibagian dada.

v  Pengawinan
Proses pengawinan bisa dilakukan ketika indukan sudah benar-benar siap kawin atau dalam masa subur. Apabila belum siap kawin atau sedang tidak masa subur, pengawinan yang dilakukan tidak akan berbuahkan telur. Contoh betina yang tidak dalam masa subur adalah sedang mengerami telur atau masih merawat anakan. Dari ciri fisik dapat diketahui dari bulu yang masih ‘berantakan’ atau belum terlihat bersih dan halus. Bisa juga dikenali melalui suara yang keluar masih seperti merawat anakan.


Pada dasarnya pejantan ayam kate memiliki nafsu birahi yang tinggi. Dalam sehari pejantan dapat mengawini betina berulang-ulang. Apabila betina lebih banyak dibandingkan pejantan, bisa dilakukan kawin gilir dengan waktu 2 jam sekali. Pejantan yang sudah mengawini betina akan lebih baik apabila dipisah atau dikurung. Dengan dikurung atau tidak melihat betina, akan membuat pejantan lebih agresif.


Proses pengawinan akan lebih baik apabila terjadwal dengan teratur, apabila ayam kate dipisahkan antara pejantan dengan betina. Pengawinan bisa dilakukan pada pagi, siang maupun sore hari. Andaikata lokasi yang dimiliki cukup luas, ayam kate yang sudah berpasangan bisa dilepas dari kandang dilingkungan sekitar. Proses pengawinan bisa dilakukan ayam kate tanpa bantuan manusia.
v  Menyiapkan tempat indukan buat bertelur
Sebelum betina bertelur, siapkan tempat peneluran yang baik. Bisa menggunakan kotak kayu berukuran 25 x 30 cm beralaskan kain atau jerami. Apabila jerami tidak ada, masih memungkinkan menggunakan kulit kelapa. Alas yang digunakan tidak boleh keras, agar telur yang dihasilkan tidak pecah.
Betina yang baik akan segera bertelur setelah dikawini, dengan rata-rata waktu 5-7hari setelah proses pengawinan. Telur yang dihasilkan bisa tiap hari, namun apabila makanan yang diberikan kurang baik, telur yang dihasilkan bisa menjadi 2 hari sekali. Untuk indukan yang masih produktif, telur yang dihasilkan antara 7-12 butir dalam satu kali periode.



Tempat bertelur juga bisa digunakan untuk proses pengeraman. Untuk menetaskan telur bisa secara alamiah, artinya dengan membiarkan betina mengerami selama 21 hari. Cara lain proses penetasan bisa menggunakan bantuan mesin penetasan. Keunggulan menggunakan mesin penetasan adalah mampu menetaskan telur dengan jumlah yang banyak. Keunggulan lain, betina tidak perlu mengerami telur yang sudah dihasilkan dan bisa disiapkan untuk proses pengawinan kembali.

Lanjut ke budidaya ayam kate bagian 2
Penyakit pada ayam kate
Categories:

3 comments:

  1. min, mohon infonya., gimana cara bedain telur yg akan berkelamin jantan dan betina....

    ReplyDelete
  2. BISA DEPOSIT PAKAI OVO

    CemePoker ialah peserta Poker Online, Domino, Ceme, dan Capsa yg menyediakan beraneka ragam tidak sedikit game dengan 1 user ID saja dan cemepoker di anugerahkan juga sebagai perizinan judi poker dengan rating win tertinggi.
    cemepoker menjamin 100% keamanan separuh membernya kembali pemain Poker kami dipastikan 100% Player VS Player.
    jangan sampai gegabah nantikan kompensasi menyentak tiap-tiap bulannya dan bunga referal seusia pandangan hidup

    https://www.pokerceme.info/daftar-poker-online-deposit-via-ovo/

    Ayo sekarang hanya di cemepoker ---> http://104.248.153.37/

    ReplyDelete