Sunday, December 21, 2014

Mulutmu, Harimaumu: Keutamaan Menjaga Lisan


Mulut adalah salah satu bagian tubuh yang digunakan untuk berkomunikasi. Dengan adanya bahasa yang diucapkan secara lisan, memudahkan manusia berinteraksi dengan manusia lainnya. Bahasa mampu menyatukan bangsa satu dengan bangsa lainnya, selain itu bahasa juga mampu mengenal suku bangsa yang lain.
Bahasa yang diucapkan dari mulut akan didengar oleh manusia lain memiliki banyak manfaat. Perkataan yang diucapkan mampu membujuk, menyenangkan, menjelaskan dan bahkan mampu menyakiti orang lain. Pepatah mengatakan “lidah lebih tajam dibandingkan ujung pedang.”
Rasulullah Saw bersabda:
“Seorang muslim adalah seseorang yang orang muslim lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hendaknya seseorang ketika akan berkata dipikirkan dulu dampaknya. Baik dampak dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat. Dalam kehidupan dunia, bisa jadi perkataan yang dilakukan membuat kericuhan dalam bermasyarakat. Begitu juga dengan perkataan di dunia, bisa membawa azab yang pedih apabila perkataan itu tidak dijaga dan menyakiti orang lain.
Perkataan yang diucapkan bisa mempengaruhi orang lain, bahkan bisa menggerakan sekelompok masyarakat. Apabila seorang pemimpin mengobarkan semangat berjuang kepada rakyatnya dengan penuh keyakinan, maka rakyat akan menjalankan apa yang diperintahkan. Perkataan seseorang menyimpan kekuatan yang besar.
Seorang ustad ketika berkutbah, akan memberikan nasihat untuk mengingatkan umat muslim kembali mendekatkan diri kepada Allah Swt. Umat muslim yang mendengarkan akan tergerak untuk kembali kejalan yang benar. Perkataan yang diucapkan mampu memberi manfaat.
Seorang remaja tidak mau melanjutkan sekolah yang telah dijalani. Beberapa teman di kelas mencemooh penampilan remaja tersebut. Hampir setiap hari cemoohan itu diucapkan, membuat remaja tersebut tidak mau masuk sekolah. Perkataan seseorang mampu menyakiti dan menghilangkan semangat.
Seorang artis memberikan pernyataan di depan media terkait dengan kehidupan artis lain yang sedang naik daun. Tidak terima dengan pernyataan yang diberikan, artis tersebut menggugat dengan kasus pencemaran nama baik. Apa yang terjadi berikutnya dapat ditebak, tidak lama setelah memberikan pernyataan di depan media, artis tersebut masuk bui. Perkataan mampu mempidanakan seseorang.
Dalam kasus lain, seorang pemuda meninggal dunia di bunuh tetangganya. Permasalahannya sepele, tetangga tidak terima dengan argumen yang menjadi pendirian. Karena kedua pihak saling mempertahankan argumen, perdebatan yang terjadi menjadi adu fisik. Membuat salah satunya meninggal dengan sia-sia. Perkataan seseorang mampu menimbulkan perkelahian yang berakibat hilangnya nyawa.
Melihat perkembangan generasi muda dimasa sekarang sungguh memperihatinkan. Ucapan yang keluar dari mulut anak muda adalah kata-kata yang kotor. Perkataan diucapkan dengan begitu enteng tanpa beban. Padahal secara norma dan etika, perkataan yang diucapkan bukan kata-kata yang tepat untuk diucapkan.
Rasulullah Saw bersabda:
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Apabila seseorang tidak mampu berkata baik karena sudah terbiasa dilingkungan yang mengucapkan kata-kata kotor, akan lebih baik bagi dirinya untuk diam atau memikirkan kembali perkataan yang akan diucapkan.
Begitu juga dengan lagu yang diciptakan oleh musisi, ketika lagu yang diciptakan tidak memberi manfaat atau hanya menggambarkan sebuah tragedi memilukan, hendaknya difikirkan ulang sebelum direkam. Karena lebih bagus apabila membuat lagu yang berisi kata-kata motivasi dan makna yang positif.
Sang pencipta tidak akan tahu, siapa yang mendengarkan hasil karyanya, mungkin ada anak kecil yang masih perlu bimbingan orang tua. Apabila sang pencipta lagu tidak memikirkan dampak dari lagu yang diciptakan, akan membawa dampak negatif terhadap perkembangan generasi muda. Toh, lagu-lagu islami saat ini juga menjadi industri musik yang diminati. Sudah sepantasnya para musisi muslim membawakan lagu yang bermanfaat.
Perkataan yang baik akan memberi manfaat. Apabila seseorang menyeru kepada kebajikan dan orang lain yang melaksanakan perintah tersebut, maka orang tersebut akan mendapatkan kebaikan atas tindakan yang dilakukan oleh orang lain.

Begitu juga dengan ilmu yang diajarkan secara lisan, ketika ilmu yang diberikan digunakan untuk hal yang bermanfaat dan terus dijalankan secara terus menerus, maka pahala akan terus mengalir kepada sang guru yang mengajar. 
Categories: ,

0 comments:

Post a Comment