Saturday, December 20, 2014

One Difficulty Can Arise A Thousand Opportunties Part 3



(His)

12.00
Sejak Mas Billy diberhentikan kerja tempo hari, waktunya banyak dihabiskan untuk merenung. Beberapa lowongan di surat kabar sudah dikirim, begitu juga beberapa teman lama sudah dimintai pertolongan untuk mendapatkan kerja, namun usaha yang dilakukan belum membuahkan hasil.
Sebagai Istri, Aku harus menguatkan Mas Billy agar tetap semangat mencari pekerjaan. Di bulan kedua sebagai pengangguran, praktis tabungan keluarga semakin menipis. Pemasukan benar-benar tidak ada, sedangkan kebutuhan untuk Kayla terus meningkat, terutama untuk membeli susu.
Bertambahnya usia Kayla, membuat konsumsi susunya semakin banyak. Susu yang dulu cukup untuk satu minggu, sekarang dalam kurun waktu dua hari sudah habis. Untuk membeli susu dengan harga yang murah, sebagai orang tua yang perhatian kepada anak, Aku sungguh tidak tega. Meski harganya mahal, tetap berusaha memberikan yang terbaik untuk anak pertama Kami.
Tadi pagi tidak biasanya Mas Billy menelpon seseorang sehabis sholat subuh. Sengaja Aku menguping obrolan yang terjadi. Dari pembicaraan yang dilakukan, Aku tahu Suamiku kecewa dengan jawaban seseorang yang sedang diteleponnya.
“Oke, Kita Akhiri pertemanan ini” kata Mas Billy sebelum membanting Handphone.
Untung handphone yang dibanting jatuh diatas kursi, jadi alat komunikasi tersebut tidak rusak. Setelah membanting handphone, Mas Billy pergi keluar rumah, biasanya Dia akan pergi ke teras rumah untuk merokok dan mencari lowongan di surat kabar.
Aku berjalan menuju kursi yang handphone Mas Billy masih di atasnya. Dari tombol redial yang Aku tekan, muncul nama Joni, tiga menit lalu orang yang berbicara dengan Mas Billy di handphone merek Nokia ini.
Aku tidak tahu apa yang terjadi, akan tetapi mengapa Mas Billy begitu marah, sampai-sampai membanting handphone yang selama ini belum pernah dilakukan. Bang Joni adalah sahabat Mas Billy yang dikenalkan kepadaku saat pacaran menginjak bulan ke tiga. Tapi apa gerangan yang membuat dua sahabat ini musuhan.
“Mas sudah adzan Dhuhur, siap-siap pergi ke masjid” pesanku.
“Hmmmm….” jawaban Mas Billy.
Tanpa bergerak segera bersiap untuk sholat, Mas Billy menyalakan rokok kretek. Rokok murah yang dikonsumsi setelah menganggur, tidak ada bau khas rokok putih seperti dulu. Keinginan berhenti merokok sebenarnya Aku setuju, akan berdampak baik untuk kesehatan Kayla, Aku, Mas Billy dan keuangan keluarga.
Ternyata berhenti rokok bukan persoalan mudah, hingga Mas Billy memutuskan untuk membeli rokok kretek yang murah. Rokok tanpa filter yang bisa mengganggu kesehatan.
Dua hari yang lalu sebenarnya Ibu datang kerumah ini, membawa uang untuk kebutuhan Kayla. Tanpa ijin Mas Billy, Aku tidak berani menerima uang tersebut. Dengan rasa kecewa, Ibu pulang membawa uang yang tadinya untuk membeli susu buat cucu kesayangannya.
Bahkan Ibu mengajak Aku untuk menginap di rumah yang dulu menjadi tempat tinggalku, rumah dua lantai dengan kolam renang dibelakang. Mungkin Ibu kasian, melihat perabotan rumah semakin berkurang. Televisi hadiah pernikahan dari seorang sahabat, sudah kugadaikan ketetangga untuk biaya memeriksakan Kayla ke dokter.
Walau semakin hari hidup mengalami kekurangan, Mas Billy tidak mau menerima bantuan dari kedua orang tuaku. Begitupun Aku, karena sudah berumah tangga sendiri, tentu tidak mau merepotkan kedua orang tua.
Disetiap doa-doaku, yang menjadi pertama Aku sebut adalah agar Mas Billy memiliki pekerjaan kembali. Beberapa hari ini Mas Billy tidak merawat tubuhnya, kumis dan jenggot dibiarkan memanjang tidak rapi.
“Sedih melihat kondisi ini” keluhanku suatu ketika setelah selesai sholat Ashar.
Bagaimanapun hidup terus berjalan, berbekal hubungan baik dengan sahabat semasa kuliah, Aku menawarkan bantuan untuk membantu berjualan produk yang dihasilkan, mulai tas, baju muslim, sepatu sampai perlengkapan kosmetik. Setiap pagi Aku akan memposting produk terbaru di media social dan web.
Sebenarnya sahabatku sudah memiliki jaringan online untuk memasarkan produknya, tapi berkat kejelianku, mampu menjual dengan keuntungan bisa menutup biaya kebutuhan Kayla. Terlebih bisa untuk menambah uang belanja kebutuhan sehari-hari.
Aku mensyukuri kehidupan yang saat ini berjalan, manusia berproses dari waktu ke waktu, dari setiap tahapan ke tahapan berikutnya. Tangga yang Aku jalani mungkin masih dibawah atau sudah di atas, hanya Allah yang tahu.

Kayla sudah mulai merangkak, membawa kegembiraan bagi keluarga. Menurut orang lain keterbatasan masih ada di rumah tangga Kami, tapi bagi Kami keterbatasan tergantung diri menyikapi suatu permasalahan.

bersambung......
Categories: ,

0 comments:

Post a Comment